Eksistensi dan Keberlanjutan Budaya Baduy Luar Berbasis Permainan Tradisional

Authors

  • Budi Supriyanto Mahasiswa Program Doktor Pariwisata STP Trisakti
  • Jajang Gunawijaya Dosen Antropolog Universitas Indonesia
  • Nurbaeti Nurbaeti Dosen Prodi Doktor Pariwisata STP Trisakti

DOI:

https://doi.org/10.47313/pjsh.v7i2.1837

Keywords:

eksistensi, keberlanjutan, permainan rakyat tradisional, permainan anak, baduy luar.

Abstract

Traditional games activities are fun activities carried out by children, adolescents and adults, which are important for the development of abilities, character, morals and emotions in their efforts to form a strong personality needed during the period of growth to adulthood. This traditional game is also part of the cultural representation of the Baduy tribe, Banten. The aspect of sustainability is the main problem that must be faced because it is dealing directly with globalization, which can result in reduced existence in the future, which one day can make this culture only found in game museums or only in books because it is no longer played or separated from culture and the Baduy people. The author assumes that the original culture that exists in the Baduy tribe can maintain the existence of traditional folk games, so that they continue to grow and be played from generation to generation. This research method uses a qualitative approach, by carrying out the data collection and analysis stages of traditional folk game objects to see their existence, then through in-depth interviews to analyze their sustainability. The results of the study show that the existence and number of common traditional games in the Baduy have decreased and have even been played very little from year to year. This is different from the special traditional games of the Baduy which are still running because the tradition has been passed down from parent to child as an educational skill for daily activities that continues to be taught. The three pillars refer to the CSA (Community Sustainable Assessment), namely (1) Ecological aspects; (2) Social aspects; and (3) Spiritual sspect; shows a positive value for the Baduy tribe, even though the communication indicators in the social aspect are starting to see the entry of globalization information through the internet causing a degradation or declining in negative new habits, so that the existence and sustainability of the cultural side must begin to be a concern.

Aktivitas permainan tradisional adalah kegiatan menyenangkan yang dilakukan oleh anak-anak, remaja maupun dewasa, yang penting bagi perkembangan kemampuan, karakter, moral dan emosional dalam usahanya membentuk kepribadian kuat yang dibutuhkan pada masa pertumbuhan sampai dengan dewasa. Permainan tradisional ini juga bagian dari representasi budaya pada suku Baduy, Banten. Aspek keberlanjutan adalah masalah utama yang harus dihadapi karena berhadapan langsung dengan globalisasi, yang bisa mengakibatkan berkurangnya eksistensi di masa mendatang, yang suatu saat bisa membuat budaya tersebut hanya bisa ditemui di museum permainan atau hanya di buku-buku karena sudah tidak dimainkan atau lepas dari budaya dan masyarakat Baduy. Penulis berasumsi bahwa budaya asli yang ada pada suku Baduy dapat menjaga eksistensi permainan rakyat tradisional, sehingga tetap tumbuh dan dimainkan dari generasi ke generasi. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan melakukan tahap pendataan dan analisis objek permainan rakyat tradisional untuk melihat eksistensi yang ada, selanjutnya melalui wawancara mendalam untuk menganalisis keberlanjutannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksistensi dan jumlah permainan tradisional umum di Baduy mengalami penurunan dan bahkan sudah sangat kurang dimainkan dari tahun ke tahun. Ini berbeda dengan permainan tradisional khusus Baduy yang tetap berjalan karena tradisi turun-temurun dari orangtua ke anak sebagai pendidikan keterampilan untuk aktivitas sehari-hari yang terus diajarkan. Tiga pilar berkelanjutan mengacu pada CSA (Community Sustainable Assessment), yaitu: (1) Aspek ekologis; (2) Aspek sosial; dan (3) Aspek spiritual; menunjukkan nilai yang positif pada suku Baduy, walaupun pada indikator komunikasi di aspek sosial mulai terlihat masuknya informasi globalisasi melalui internet menyebabkan adanya degradasi/penurunan terhadap kebiasaan baru yang negatif, sehingga eksistensi dan berkelanjutan dari sisi budaya harus mulai menjadi perhatian.

References

Achroni, Keen. (2012). Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak melalui Permainan Tradisional. Jogjakarta: Penerbit Javalitera.

Abdul Khobir. (2009). Upaya Mendidik Anak Melalui Permainan Edukatif, Forum Tarbiyah,Vol.7,No.2, Desember. h.203, h.206.

Boyd, D. (2009). “Social Media is Here to Stay… Now What?” Microsoft Research Tech Fest, Redmond, Washington, February 26.

Danandjaja, James. (2007). Folklor Indonesia, Ilmu Gosip, Dongeng, dan Iain-lain. Jakarta: Grafiti.

Garna, Judistira. (1987). Orang Baduy. Bangi: Universiti Kebangsaan Malaysia.

Iswinarti. (2017). Model Peningkatan Perkembangan Moral Anak Melalui Permainan Tradisional. Malang: UMM Press.

Johan Iskandar. (1992). Ekologi Perladangan di Indonesia: Studi Kasus dari Daerah Baduy Banten Selatan, Jawa Barat. Djambatan: Jakarta.

Keiner, M. (2005). Re-emphasizing sustainable development-The concept of ‘Evolutionability’. Environ Dev Sustain 6, 379–392

Kurniasih, Dedeh. (2009). Tabloid Nakita, No. 527/THXI/4-10 Mei

Masykur Wahid. (2010). Sunda Wiwitan Baduy: Agama Penjaga Alam Lindung di Desa Kanekes Banten, Annual Conference on Islamic Studies, Banjarmasin.

Mieske Widyarti dan Hadi Susilo Arifin. (2012). Evaluasi Keberlanjutan Masyarakat Baduy Dalam Berdasarkan Community Sustainability Assessment, Jurnal Lanskap Indonesia Vol. 4 No. 1.

Media.neliti.com/media/publications/6926 4-ID-none.pdf.

Poerwadarminta, W. J. S. (1939). Baoesastra Djawa. Batavia: J.B. Wolters Uitgevers Maatschappij N. V. Groningen.

Zaini Alif, Agus Sachari. (2015). Jurnal, Konsep Desain Venakular Dalam Bentuk Pagawéan Barudak di Baduy-Dalam.

Downloads

Published

2022-12-14

Issue

Section

Articles