https://journal.unas.ac.id/populis/issue/feed Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora 2023-12-21T12:49:56+07:00 Harun Umar harun.umar@civitas.unas.ac.id Open Journal Systems <p>Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora, [<a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1435286177" target="_blank">p-ISSN 2460-4208</a> <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1488781317" target="_blank">e-ISSN 2549-7685</a>] published since 2016 by the National University Publishing Institute (LPU Unas) and published regularly twice a year with the main focus of articles related to social and humaniora science (see Focus &amp; Scope).</p><p>Based on the Decree of the Director General of Higher Education, Research and Technology of the Ministry of Education, Culture, Research and Technology of the Republic of Indonesia Number 105/E/KPT/2022, Populist: Journal of Social and Humanities was assigned an Accreditation Rank of Sinta 4.</p><p>For the writer who wants to send their papers to Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora, please mind the article guideline. Papers that are sent will be reviewed in advance by Reviewer (blind review) and the editorial board.</p> https://journal.unas.ac.id/populis/article/view/2953 COVER 2023-12-21T12:49:56+07:00 Harun Umar harun.umar@civitas.unas.ac.id 2023-12-01T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora https://journal.unas.ac.id/populis/article/view/2878 Gerakan Demokrasi Kelompok Marginal: Perlawanan Nelayan Perempuan Terhadap Reklamasi Teluk Jakarta 2023-12-21T12:31:40+07:00 Syauyiid Alamsyah saidalamsyah22@gmail.com Willy Purna Samadhi willypurnasamadhi@upnvj.ac.id <p><em>Reclamation of Jakarta Bay is one of the controversial development issues in Jakarta in the 2016-2018 period.</em><em> </em><em>The debate that arises from the injustice of this development is a concern because it produces inequality that affects fishermen's access to marine resources that become livelihoods. The movement of fishermen's groups became a resistance by raising environmental issues and the influence of large economic interest groups in making public policy. This paper has a different focus, namely the impact of reclamation on the welfare of fishermen and especially fisherwomen. This issue is important to raise not only because of the consequences that fishermen can experience, but also because it shows the problem of democracy where the voices of marginalized groups are not taken into account in policy making. This research uses qualitative methods to look at the phenomena that occur and collect data from library studies and interviews to produce comprehensive findings. The findings in this research reveal the problem of community organizing capacity in consolidating social movements. The threat of disorganization within the women's movement, the ability to form networks and build a sustainable agenda still has weaknesses. Strengthening social movements is important to overcome because it can prevent the decline of democracy.</em></p><p>Reklamasi Teluk Jakarta merupakan salah satu isu pembangunan yang kontroversial di Jakarta dalam rentang waktu 2016-2018. Perdebatan yang muncul dari ketidakadilan pembangunan ini menjadi perhatian karena menghasilkan ketimpangan yang berpengaruh terhadap akses nelayan terhadap sumber daya laut yang menjadi mata pencaharian. Gerakan kelompok nelayan menjadi perlawanan dengan mengangkat isu lingkungan dan pengaruh kelompok kepentingan ekonomi besar dalam pembuatan kebijakan publik. Tulisan ini memiliki fokus yang berbeda, yaitu dampak reklamasi terhadap kesejahteraan nelayan dan khususnya perempuan nelayan. Isu ini penting diangkat bukan hanya karena konsekuensi yang bisa dialami nelayan, tetapi juga menunjukkan masalah demokrasi di mana suara kelompok marginal tidak diperhitungkan dalam pengambilan kebijakan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam melihat fenomena yang terjadi dan pengumpulan data studi pustaka juga wawancara untuk menghasilkan temuan yang komprehensif. Temuan dalam penelitian ini mengungkapkan adanya masalah kapasitas pengorganisasian masyarakat dalam melakukan konsolidasi gerakan sosial. Ancaman disorganisasi di dalam tubuh gerakan perempuan, kemampuan dalam membentuk jaringan, dan membangun agenda berkelanjutan masih memiliki kelemahan. Penguatan gerakan sosial penting untuk diatasi karena dapat mencegah kemunduran demokrasi.</p> 2023-12-21T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora https://journal.unas.ac.id/populis/article/view/2877 Partisipasi Politik Pemilih Muda Dalam Pelaksanaan Demokrasi di Pemilu 2024 2023-12-21T12:28:08+07:00 Heru Dian Setiawan herudiansetiawan@civitas.unas.ac.id TB. Massa Djafar tbmassadajfar@yahoo.com <p align="center"><strong><em> </em></strong></p><p><em>In the 2024 Election, Gen Z and Gen Y will be the group of young voters who will account for 53-55% of the total number of voters. In the last two periods, the increase in participation of young voters suggests that they are being recruited just to get votes. On the other hand, there is also the impression that the increase in the number of young voters is accompanied by political awareness which can be interpreted as the level of concern that young voters still maintain regarding the current government or political system. This research aims to determine the participation of young voters in welcoming the 2024 Elections, especially the context of voting behavior. Based on research results, young voters' participation in elections can still be interpreted as a form of political awareness or the level of trust young voters maintain in the current government or political system. Today's young voters are also more rational and critical about Indonesia's future leaders. The ability of young voters to adapt to modernization requires leaders who can adapt to their generation</em><em>.</em></p><p>Pada Pemilu 2024, Gen Z dan Gen Y akan menjadi kelompok pemilih muda yang jumlahnya mencapai 53-55% dari total jumlah pemilih. Dalam dua periode terakhir, peningkatan partisipasi pemilih muda mengesankan bahwaa mereka dirangkul hanya untuk mendapatkan suara. Di sisi lain, ada pula kesan bahwa peningkatan jumlah pemilih muda diikuti oleh kesadaran politik yang bisa dimaknai sebagai masih terjaganya tingkat kepedulian pemilih muda terhadap pemerintahan atau sistem politik yang sedang berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi pemilih muda dalam menyambut Pemilu 2024 terutama konteks perilaku pemilih. Berdasarkan hasil penelitian, partisipasi pemilih muda dalam Pemilu tetap dapat dimaknai sebagai bentuk kesadaran politik atau masih terjaganya tingkat kepercayaan pemilih muda terhadap pemerintahan atau sistem politik yang sedang berlangsung. Pemilih muda saat ini juga lebih rasional dan kritis tentang pemimpin masa depan Indonesia. Kemampuan pemilih muda untuk beradaptasi dengan modernisasi membutuhkan pemimpin yang dapat menyesuaikan dengan generasinya.</p> 2023-12-20T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora https://journal.unas.ac.id/populis/article/view/2832 Pengabdian Masyarakat Melalui Pendidikan Bahasa Inggris di Desa Ngawis Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul Tahun 2022 2023-12-21T12:28:07+07:00 Zainul Djumadin zainul.djumadin@civitas.unas.ac.id Mochdar Soleman mochdar.soleman@civitas.unas.ac.id Fahmi Muhammad fhmimuhmd@gmail.com <p><em>The purpose of this study was to understand in depth the process of learning English for students in grades 1-6 at SDN Ngawis, Ngawis Village, Karangmojo District, Gunungkidul Regency, Yogyakarta Special Province. The analysis in this paper uses a qualitative approach and is carried out directly with research subjects, namely researchers interacting or talking subjectively with the community. The results of the research show that by including the roles of teachers and students, a good atmosphere is formed and has a positive impact on the student learning process which ultimately can improve maximum learning outcomes. Learning English means developing English language skills contextually and acceptable, depending on the context, conditions and situations of students' daily lives. The aim is to create a form of English language teaching that is more suited to students' linguistic needs. These findings must be combined to create educational activities that highlight aspects of using English as a communication tool that are tailored to students' needs.</em></p><p>Tujuan dari studi ini ini adalah untuk memahami secara mendalam proses pembelajaran bahasa Inggris pada siswa kelas 1-6 di SDN Ngawis, Desa Ngawis, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Analisis dalam tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif dan dilakukan secara langsung dengan subjek penelitian, dimana peneliti berinteraksi atau berbicara secara subyektif dengan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan mengikutsertakan peran guru dan siswa, terbentuk suasana yang baik dan berdampak positif pada proses belajar siswa yang pada akhirnya bisa meningkatkan hasil belajar yang maksimal. Belajar bahasa Inggris berarti mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris secara kontekstual dan bisa diterima, tergantung pada konteks, kondisi dan situasi kehidupan sehari-hari siswa. Tujuannya adalah untuk menciptakan suatu bentuk pengajaran bahasa Inggris yang lebih sesuai dengan kebutuhan linguistik siswa.Temuan ini harus digabungkan untuk membuat kegiatan pendidikan yang menonjolkan aspek penggunaan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa.</p> 2023-12-15T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora https://journal.unas.ac.id/populis/article/view/2834 Penanganan Covid-19 di Indonesia Dalam Perspektif Kebijakan Publik 2023-12-21T12:28:06+07:00 Rusman Ghazali r.ghazali@civitas.unas.ac.id <p>This study discusses the handling of the COVID-19 pandemic in a public policy perspective. Various policy issues arose during the handling of the COVID-19 pandemic, especially the criminal exemption from the use of state money in handling COVID-19. This article uses a public policy theory approach and qualitative methods. The results of the study show that various policy making processes for handling the COVID 19 pandemic are less effective. Apart from not being based on people's aspirations, various elite groups also take advantage of the pandemic situation to gain financial benefits from handling COVID 19, especially in terms of determining state budget allocations in various sectors that do not prioritize public health protection. The rules of science are not become the basis for policy making during the COVID 19 pandemic. As a result, various policies are not in line with community needs, namely protection and effective health services, so theoretically, various policy making for handling the COVID 19 pandemic lacks strong academic arguments.</p><p>Studi ini membahas penanganan pandemi COVID 19 dalam perspektif kebijakan publik. Berbagai masalah kebijakan timbul selama penanganan pandemi COVID 19, terutama pengecualian pidana penggunaan uang negara dalam penanganan COVID 19. Artikel ini menggunakan pendekatan teori kebijakan publik dan metode kualitatif. Hasil kajian menunjukkan bahwa berbagai proses pembuatan kebijakan penanganan pandemi COVID 19 kurang efektif. Selain tidak bertumpu pada aspirasi masyarakat, juga berbagai kepentingan kelompok elite memanfaatkan situasi pandemi untuk memperoleh keuntungan finansial di balik penanganan COVID 19, terutama dalam hal penetapan alokasi anggaran belanja negara di berbagai sektor yang kurang memberi keutamaan pada perlindungan kesehatan masyarakat. Kaidah-kaidah ilmu pengetahuan tidak menjadi dasar pembuatan kebijakan di masa pandemi COVID 19, akibatnya berbagai kebijakan kurang sejalan dengan kebutuhan masyarakat, yakni perlindungan dan layanan kesehatan yang efektif, maka secara teoritis berbagai pembuatan kebijakan penanganan pandemi COVID 19 kurang mempunyai argumentasi akademik yang kuat.</p> 2023-12-14T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora https://journal.unas.ac.id/populis/article/view/2833 Penerapan Strategi Resolusi Konflik Oleh PT. Angkasa Pura I dan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo Dalam Mengatasi Konflik Horizontal di Area Bandara New Yogyakarta Internasional Airport 2023-12-21T12:28:08+07:00 Deden Firmansyah Firmansyah.lovebird2021@gmail.com <p align="center"><strong><em> </em></strong></p><p><em>This study aims to look at the role of PT Angkasa Pura I and the Kulon Progo Regency Government in resolving horizontal conflicts that occurred around the Kulon Progo Airport development area. The role of PT Angkasa Pura I and the Kulon Progo Regency Government is important, especially in the process of the resolution stages for the success of the airport development progress. This </em><em>research</em><em> uses qualitative methods that are strengthened by conflict and conflict resolution approaches as a theoretical basis for looking more deeply into the process of conflict formation and efforts to reduce conflict. Data collection was carried out using in-depth interviews with crucial actors, both from the airport, the Kulon Progo Regency Government, and from the community. The results of the </em><em>research</em><em> show that horizontal conflict is formed by five things, namely perceptual distortion, grudges, distrust, competition/scarcity of resources, destructive criticism. Furthermore, PT Angkasa Pura I and the Kulon Progo Regency Government’s role in carrying out horizontal conflict resolution is carried out in </em><em>three</em><em> ways, namely </em><em>by conducting negotiations, local wisdom and through community empowerment</em><em>. It was also found that there was the involvement of indirect actors which increased the intensity and scale of the conflict which could become a basis for further research.</em></p><p>Kajian ini bertujuan untuk melihat peran PT Angkasa Pura I dan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dalam meresolusi konflik horizontal yang terjadi di sekitar area pembangunan Bandara Kulon Progo. Peran PT Angkasa Pura I dan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo menjadi penting, khususnya pada proses tahapan-tahapan resolutif untuk mensukseskan progres pembangunan bandara tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dikuatkan dengan pendekatan konflik dan resolusi konflik sebagai basis teoretis untuk melihat lebih dalam proses terbentuknya konflik hingga upaya peredaman konflik. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam pada aktor-aktor yang krusial, baik dari pihak bandara, Pemerintah Daerah, maupun dari kalangan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik horizontal dibentuk oleh lima hal, yakni penyimpangan persepsi, dendam, ketidakpercayaan, kompetisi/kelangkaan sumber daya, kritik yang bersifat merusak. Lebih lanjut, peran PT Angkasa Pura I dan Pemerintah Daerah Kulon Progo dalam melakukan resolusi konflik horizontal dilakukan melalui tiga cara, yakni dengan melakukan negosiasi, kearifan lokal <em>(local wisdom),</em><em> </em>dan melalui pemberdayaan masyarakat <em>(empowerment)</em>. Ditemukan pula adanya keterlibatan aktor tidak langsung yang meningkatkan intensitas dan skala konflik yang dapat menjadi pijakan bagi penelitian selanjutnya.</p> 2023-12-15T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora https://journal.unas.ac.id/populis/article/view/2831 Pengaruh Implementasi Program Keluarga Harapan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kelurahan Baktijaya Kota Depok 2023-12-21T12:28:06+07:00 Dewi Sekar Arum sekarunas8@gmail.com Eko Sugiyanto, M.Si ekoantodr@gmail.com <p><em>In an effort to improve community welfare, the government has, among other things, launched the Family Hope Program (PKH) as a program to provide conditional social assistance to poor families (KM) who are designated as PKH beneficiary families. Even though this program has proven to be quite successful in overcoming poverty, its implementation still requires further program efforts in the form of vocational training, micro-entrepreneurship, and collaboration with various private institutions. This is a demand for local governments so that the implementation of the PKH program can have a positive influence on community welfare. Baktijaya Village, Depok City is one of the villages that is part of the Ministry of Social Affairs' program. In the midst of an increasing trend in the average poverty rate every year in Depok City, it is not easy to implement policies because implementation is not just about carrying out what has been outlined. According to Grindel, there are a number of measures of success that serve as a reference and must be taken into account, namely those related to the content of policy and the implementation environment (context of implementation). This research aims to determine the effect of implementing the PKH policy on community welfare in Baktijaya Village, Depok City. This research uses quantitative methods. The results of the research show that there is a quite positive and significant influence of the implementation of the PKH policy on the welfare of the community in Baktijaya Village, Depok City.</em></p><p><em> </em></p><p>Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah antara lain telah meluncurkan Program Keluarga Harapan (PKH) sebagai program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada Keluarga Miskin (KM) yang ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat PKH. Meskipun program tersebut terbukti cukup berhasil dalam menanggulangi kemiskinan, akan tetapi dalam implementasinya masih memerlukan upaya program lanjutan dalam bentuk pelatihan vokasional, <em>micro-entrepreneurship</em>, dan kerja sama dengan berbagai lembaga swasta. Ini menjadi tuntutan bagi pemerintah daerah agar implementasi program PKH bisa memberikan pengaruh positif terhadap kesejahteraan masyarakat. Kelurahan Baktijaya Kota Depok merupakan salah satu kelurahan yang menjadi program Kementerian Sosial. Di tengah kecenderungan semakin meningkatnya rata-rata angka kemiskinan tiap tahun di Kota Depok, tidaklah mudah mengimplementasikan kebijakan karena implementasi itu bukan sekadar melaksanakan apa yang telah digariskan. Menurut Grindel, ada sejumlah ukuran keberhasilan yang menjadi acuan dan harus diperhatikan, yaitu terkait isi kebijakan (<em>content of policy</em>) dan lingkungan implementasi (<em>context of implementation</em>). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi kebijakan PKH terhadap kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Baktijaya Kota Depok. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang cukup positif dan signifikan implementasi kebijakan PKH terhadap kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Baktijaya, Kota Depok.</p> 2023-12-14T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora https://journal.unas.ac.id/populis/article/view/2692 Strategi Media Internasional China Dalam Menyikapi Media Propaganda Barat Mengenai Etnis Uighur Di Xinjiang 2023-12-21T12:30:21+07:00 Maria Krista Elen Klaran Tahu maria.krista.elen-2022@fisip.unair.ac.id <p><em>The counter-terrorism policy by establishing Internment Camps in Xinjiang has generated various contradictions. This policy is considered to have had the impact of gross human rights violations on the people of Xinjiang, especially the Uyghur Muslim ethnicity. The Western media has carried out demonization propaganda that China's policies have discriminated against the Uighur ethnicity. The Internment Camp are said to be prison for the Uighur ethnic group by limiting their freedom. Responding to information spread by extreme Western media, China has carried out a disinformation campaign through its international media, where the disinformation campaign is a strategic step for China to convey the different fact that there is no act of discrimination against any ethnicity in Xinjiang. The disinformation campaign by the Chinese media succeeded in dismissing all bad news about their country by presenting different facts by showing evidence that the Uighur ethnic group lives peacefully in Xinjiang. Chinese media has firmly stated that the internment camps are not intended for ethnic Uighurs but rather individuals who fulfil three categories under the Anti-terrorism Law.The policy made is the Chinese government's way of eradicating terrorism in his country. Additionally it is stated that the Internment Camp was established to provide vocational training according to his national regulations. This study uses qualitative research methods with a descriptive analytical type of research. This research is based on the agenda setting theory in the mass media which is used to help analyze the problems in this study.</em></p><p>Kebijakan kontra terorisme dengan mendirikan Kamp Interniran di Xinjiang menimbulkan beragam kontroversi. Kebijakan tersebut dinilai sebagai tindakan pelanggaran HAM berat terhadap masyarakat Xinjiang khususnya etnis muslim Uighur. Media Barat melakukan propaganda demonisasi bahwa kebijakan China telah mendiskriminasikan etnis Uighur. Kamp Interniran disebut sebagai penjara bagi etnis Uighur dengan membatasi kebebasan etnis Uighur. Menyikapi informasi yang disebarkan oleh media ekstrim Barat, maka China melakukan kampanye disinformasi melalui media internasionalnya, dimana kampanye disinformasi merupakan sebuah langkah strategis China untuk menyampaikan fakta yang berbeda bahwa tidak ada tindakan diskriminasi terhadap etnis manapun di Xinjiang. Kampanye disinformasi oleh media China berhasil menepis segala pemberitaan buruk mengenai negaranya dengan menampilkan fakta yang berbeda dengan menunjukkan bukti bahwa etnis Uighur hidup dengan damai di Xinjiang. media China secara tegas menyatakan bahwa Kamp Interniran tidak diperuntukan bagi etnis Uighur melainkan individu yang memenuhi tiga kategori berdasarkan UU antiterorisme. Kebijakan yang dibuat merupakan cara pemerintah China untuk memberantas terorisme di negaranya. Selain itu dinyatakan bahwa Kamp Interniran didirikan untuk memberikan pelatihan kejuruan sesuai dengan peraturan nasional China. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian berupa deskriptif analitis. Penelitian ini berlandaskan teori agenda setting dalam media massa yang digunakan untuk membantu menganalisis masalah dalam penelitian ini.</p> 2023-12-21T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora https://journal.unas.ac.id/populis/article/view/2641 Identitas Budaya Pada Tokoh Pahlawan Dalam Komik «БЕСОБОЙ» [BESOBOY] Yang Diterbitkan Bubble Comics 2023-12-21T12:28:07+07:00 Annisa Jumiati annisa.jumiati@ui.ac.id Mochamad Aviandy aviandy@ui.ac.id Silva Tenrisara Pertiwi Isma silvatenrisara@ui.ac.id <p><em>The comic’s development in Russia is inseparable from globalization which has the ability to carry the movement of global culture. This is the cause of the interfusion between local culture and foreign culture. Bubble Comics is one of the Russian publications that releases Russian versions of superhero-themed comics by adapting comic culture from America and Europe. In this article, the formulation of the problem that will be discussed is how the cultural identity of the hero is represented in the Бесобой [Besoboy/Demon Boy] comics. The aim of this article is to explore the cultural identity featured in Бесобой comics. This article examines cultural identity in the Бесобой [Besoboy] comics series 1—50 by using Stuart Hall’s concept of cultural identity. The results of this research indicate that Russian comics, especially Bubble Comics, still carry Russian cultural values in their stories even though they adopt American and European comic culture. The cultural identity of the comic character Бесобой as a Russian hero is depicted in the form of similar cultural values shared by the characters of Russian society, especially Moscow.</em></p><p>Perkembangan komik di Rusia tidak terlepas dari globalisasi yang memiliki kemampuan dalam mengusung perpindahan arus budaya global. Hal tersebut menjadi penyebab adanya percampuran antara budaya lokal dan budaya luar. Bubble Comics adalah salah satu penerbitan Rusia yang banyak mengeluarkan komik bertemakan pahlawan super versi Rusia dengan mengadaptasi budaya komik dari Amerika dan Eropa. Dalam artikel ini, rumusan masalah yang akan dibahas adalah bagaimana identitas budaya tokoh pahlawan direpresentasikan dalam komik <em>Бесобой [Besoboy/Demon Boy]</em>. Tujuan artikel ini adalah untuk mengeksplorasi identitas budaya yang ditampilkan dalam komik <em>Бесобой [Besoboy]</em>. Artikel ini mengkaji identitas budaya dalam komik <em>Бесобой</em> seri 1—50 dengan menggunakan konsep <em>cultural identity </em>milik Stuart Hall. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa komik Rusia, terutama Bubble Comics, tetap mengangkat nilai budaya Rusia di dalam ceritanya meskipun mengadopsi budaya komik Amerika dan Eropa. Identitas budaya dari karakter komik <em>Бесобой</em> sebagai pahlawan Rusia digambarkan dalam bentuk kesamaan nilai budaya yang dimiliki oleh karakter masyarakat Rusia, terutama Moskow.</p> 2023-12-14T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora https://journal.unas.ac.id/populis/article/view/2611 COVER 2023-06-28T07:49:07+07:00 Harun Umar harun.umar@civitas.unas.ac.id 2023-06-28T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora