PEMAKNAAN PUISI PADA KUMPULAN PUISI SANGKOLAN MATA CELURIT MATA SABIT KARYA ROZ EKKI: SUATU PENDEKATAN SEMIOLOGI ROLAND BARTHES
DOI:
https://doi.org/10.47313/aksarabaca.v3i2.3178Abstract
ABSTRAKTanda-tanda pada puisi dapat menyampaikan makna kepada pembaca. Setiap tanda, baik berupa, kata, frasa, dan kalimat sangat erat kaitannya dalam mengungkapkan kehidupan sosial, dan budaya yangterkandung di dalamnya, sehingga latar sosial dan budaya pada puisi akan selalu muncul ketika membaca puisi, baik itu dilandasi oleh latar sosial pembaca atau pengarang itu sendiri. Kumpulan puisi Sangkolan Mata Celurit Mata Sabit sangat dekat dengan kehidupan sosial masyarakat. Mata Celuritbercerita tentang latar sosial anak laki-laki, sedangkan Mata Sabit bercerita tentang latar sosial anak perempuan. Semiologi Roland Barthes merupakan teori tentang tanda-tanda yang dapat mengungkapan makna. Kode-kode dan pemaknaan denotasi dan konotasi ialah teori yang saya gunakan untukmelakukan penelitian ini. Dengan kedua teori tersebut jumlah kode dan pemaknaan di setipa puisi akan terungkap. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Cara-cara ilmiah yang mendorong metodekualitatif dianggap sebagai multi metode sebab penelitian ini pada gilirannya mengaitkan nilai-nilai budaya pada masyarakat. Hasil dari penelitian ini kode-kode yang dominan muncul ialah kode tindakan dan simbolik. Serta makna umum pada keseluruhan puisi tentang peristiwa masa lampauyang perlahan-lahan mulai mengalami pergeseran makna. Kata kunci: Latar Sosial, Kode-Kode, Denotasi dan Konotasi, dan Puisi. ABSTRACTSigns in his poetry to deliver meaning to the reader. Every sign, whether in the form, words, phrases, and sentences is very closely related in expressing social life, and the culture contained in it, so that the social and cultural background of poetry will always appear when reading poetry, whether it is based on the social background of the reader or author itself. The collection of Sangkolan Mata Celurit Mata Sabitt poetry is very close to the social life of the community. Mata Celurit tells about the social setting of boys, while Mata Sabit tells about the social setting of girls. Roland Barthes's semiology is a theory of signs that can express meaning. The codes and the meaning of denotation and connotation are the theories that I used to do this research. With these two theories, the amount of code and meaning in every poem will be revealed. This study uses a qualitative method. Scientific ways that encourage qualitative methods are considered as multi methods because this study in turn links cultural values to the community. The results of this study are the dominant codes that appear are the action and symbolic codes. As well as the general meaning of the whole poem about past events that slowly began to disappear. Keywords: Social Background, Codes, Denotations and Connotations, and Poetry.References
Cassirer, Ernst. 1987. Manusia dan Kebudayaan: Sebuah Esei tentang
Manusia. Jakarta: Gramedia.
Barthes, Roland. 2007. Petualangan Semiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Geertz, Clifford. 2014. Agama Jawa: Abangan Santri Priyayi Dalam
Kebudayaan Jawa. Jakarta: Komunitas Bambu.
Ekki, Roz. 2018. Sangkolan Mata Celurit Mata Sabit. Yogyakarta: Basabasi.
Lustyantie, Ninuk. 2012. “Pendekatan Semiotik Model Roland Barthes Dalam Karya Sastra Prancis”. DalamSeminar Nasional FIB UI. Jakarta, 19 Desember 2012.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2017. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Quraisyin, Dewi. 2015. “Perempuan Madura Di Rumah Publik: Ghamparan dan Lama’. Dalam Madura: Masyarakat, Budaya, Media, dan Publik.
Ratna, Nyoman Kutha. 2006. Teori, Metode, dan Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sobur, Alex. 2009. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Susanto, Dwi. 2012. Pengantar Teori Sastra. Yogyakarta: CAPS
Teeuw, A. 2013. Sastra dan Ilmu Sastra Pengantar Teori Sastra. Bandung: Pustaka Jaya. http://www.lontarmadura.com/dukkaronjangan-permainan-wanita-madura/(diakses pada tanggal 9 Februari 2020)