Jurnal Keperawatan dan Kebidanan Nasional
https://journal.unas.ac.id/keperawatan
Universitas Nasionalen-USJurnal Keperawatan dan Kebidanan Nasional2986-7983PENGARUH HEALTH EDUCATION TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG DIET RENDAH GARAM PADA PASIEN HIPERTENSI
https://journal.unas.ac.id/keperawatan/article/view/3156
<div><strong>Abstract</strong></div><div>Hypertension or better known as high blood pressure is a condition where a person's blood</div><div>pressure is above the normal or optimal limit, namely 120 mmHg systolic and 80 mmHg</div><div>diastolic. This study aims to determine the effect of health education on knowledge and</div><div>attitudes about a low-salt diet in hypertensive patients at X Hospital in Central Jakarta.</div><div>Quantitative research using a Quasi-Experiment approach with One Group Pre-test - Post</div><div>test. The sample in this study was 41 people from a population of 45 people. The sample</div><div>technique was a purposive sampling. The research instrument used a questionnaire. The</div><div>statistical test used was the Wilcoxon signed rank test to determine the difference between</div><div>the independent variables and the dependent variable. The research conducted on 41</div><div>respondents showed that most of the characteristics of the respondents were female</div><div>(73.20%), the minimum age was 25 years and the maximum age was 83 years, undergraduate</div><div>education (36.60%), the respondents' knowledge before and after giving health education</div><div>about a low-salt diet (p value 0.000), and the attitude of respondents before and after giving</div><div>health education about a low-salt diet (p value 0.000). Two-variable research shows that</div><div>there are differences in health education on knowledge and attitudes about low-salt diets in</div><div>hypertensive patients.</div><div> </div><div><strong>Keywords: health education, hypertension, diet for hypertension, low sodium diet</strong></div><div><strong><br /></strong></div><div><strong><br /></strong></div><div><div><strong>Abstrak</strong></div><div>Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang lebih tinggi dari batas ideal</div><div>atau normal, yaitu tekanan darah sistolik sebesar 120 mmHg dan tekanan darah diastolik</div><div>sebesar 80 mmHg. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh health education</div><div>terhadap pengetahuan dan sikap tentang diet rendah garam pada pasien hipertensi di Rumah</div><div>Sakit X di Jakarta Pusat. Penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan Quasi-Experiment</div><div>dengan One Group Pre-test - Post-test. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 41 orang dari</div><div>populasi 45 orang. Teknik sampel yang digunakan purposive sampling. Instrumen penelitian</div><div>ini menggunakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan uji Wilcoxon signed rank test. Hasil</div><div>penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara perempuan (73,20%), minimal usia</div><div>adalah 25 tahun dan usia maksimal adalah 83 tahun, pendidikan sarjana (36,60%),</div><div>pengetahuan responden sebelum dan sesudah pemberian health education tentang diet rendah</div><div>garam (p value 0,000), dan sikap responden sebelum dan sesudah pemberian health</div><div>education tentang diet rendah garam (p value 0,000).</div><div> </div><div><strong>Kata kunci: pendidikan kesehatan, hipertensi, diet hipertensi, diet rendah garam</strong></div></div>Astuti HalawaAndi Mayasari UsmanRizqi Nursasmita
Copyright (c) 2024 Jurnal Keperawatan dan Kebidanan Nasional
2024-02-122024-02-121211110.47313/jkkn.v1i2.3156USIA, JENIS KELAMIN DAN TINGKAT STRES BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA
https://journal.unas.ac.id/keperawatan/article/view/3157
<div>ABSTRAK</div><div>Latar Belakang: Tingginya beban dan tanggung jawab pada mahasiswa menyebabkan</div><div>mahasiswa berisiko mengalami stres. Merokok salah satu koping negatif yang sering</div><div>dilakukan mahasiswa, dampakperilaku merokok dapat menyebabkan terjadinya masalah</div><div>kesehatan. Metode: Penelitian inimenggunakan metode kuantitatif dengan desain cross</div><div>sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus dengan sampel sebanyak 134</div><div>mahasiswa. Hasil: Hasil penelitian menunjukan mayoritas berjenis kelamin laki-laki</div><div>sebanyak 102 mahasiswa (76,1%) dengan usia 21-25 tahun sebanyak 74 mahasiswa (55,2%)</div><div>mengalami stres sedang sebanyak 76 mahasiswa (56,7%) dengan perilaku merokokringan</div><div>sebanyak 89 mahasiswa (66,4). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara</div><div>variabel tingkat stres terhadap perilaku merokok menggunakan uji Chi-Square didapatkan</div><div>nilai P value 0.001 (<0.05) diartikan bahwa perbedaan proporsi tersebut bermakna. Nilai</div><div>OR=2,812 artinya mahasiswa mempunyai peluang (berisiko) 2,8 kali ini untuk berperilaku</div><div>merokok. Kesimpulan: Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa adanya hubungan yang</div><div>signifikan antara jenis kelamin, usia, dan tingkat stres terhadap perilaku merokok pada</div><div>mahasiswa.</div><div> </div><div>Kata Kunci: Usia, Jenis Kelamin, Tingkat Stres, Perilaku Merokok.</div><div> </div><div> </div><div><div>ABSTRACT</div><div>Background: The high burden and responsibility on students causes students to be at risk of</div><div>experiencing stress. Smoking is one of the negative coping that students often do, the impact</div><div>of smoking behavior can cause health problems. Methods: This study used a quantitative</div><div>method with a cross-sectional design. This research was conducted in July-August with a</div><div>sample of 134 students. Results: The results showed that the majority were male, 102 students</div><div>(76.1%) aged 21-25 years, 74 students (55.2%) experienced moderate stress, 76 students</div><div>(56.7%) with smoking behavior mild as many as 89 students (66.4). The results of this study</div><div>indicate that there is a relationship between the stress level variable and smoking behavior</div><div>using the Chi-Square test to obtain a P value 0.001 (<0.05) means that the difference in</div><div>proportion is significant. The value of OR=2.812 means that students have an opportunity</div><div>(at risk) of 2.8 this time to smoke. Conclusion: This study found that there was a significant</div><div>relationship between gender, age, and stress levels on smoking behavior in students.</div><div> </div><div>Keywords: Age, Gender, Stress Level, Smoking Behavior</div></div>Suwarningsih SuwarningsihZakiyah MujahidahFarah Jihan Putri Firdaus
Copyright (c) 2024 Jurnal Keperawatan dan Kebidanan Nasional
2024-02-122024-02-1212122210.47313/jkkn.v1i2.3157ANALISIS EFEKTIFITAS PENERAPAN ENHANCED RECOVERY AFTER CESAREAN SECTION (ERACS) TERHADAP NYERI DAN MOBILISASI DINI PADA PASIEN POST-SC DI RS HERMINA JATINEGARA
https://journal.unas.ac.id/keperawatan/article/view/3158
<div>ABSTRACT</div><div>There are a number of side effects that can occur after the surgery is completed,</div><div>including pain.Caesarean section (CS) method requires longer time to heal uterine</div><div>wounds than normal delivery, therefore early mobilization is an attempt to</div><div>gradually bath the patient for the post-CS mother to speed up recovery so that the</div><div>mother can perform optimal care for her baby. Enhanced Recovery After</div><div>Caesarean Surgery (ERACS) is a phase of the perioperative protocol aimed at</div><div>enhancing post-CS and subsequent recovery. The study assessed the impact of the</div><div>Enhanred Recovery after Cesarean Section (ERACTS) protocol on the rate of pain</div><div>and early mobilization in the first 24 hours in post-CS patients at Hermina</div><div>Jatinegara Hospital. The study is a quantitative research approach and uses</div><div>experimental Quasi Experimental Design, with the research design used is</div><div>Nonequivalent Control Groups Design. The study uses the t-test to find out the</div><div>relationship between the characteristics of two groups with the N-gain Score to</div><div>know the impact of ERACS on the rate of pain and early mobilization.</div><div> </div><div>Keywords: ERACS, Sectio, Pain, Mobilization</div><div> </div><div> </div><div><div>ABSTRAK</div><div>Ada beberapa efek samping yang dapat muncul setelah proses operasi selesai,</div><div>termasuk rasa sakit. Metode sectio caesar (SC) membutuhkan waktu penyembuhan</div><div>luka rahim yang lebih lama dari persalinan normal, oleh karena itu mobilisasi dini</div><div>merupakan upaya memandikan pasien secara bertahap bagi ibu pasca-SC untuk</div><div>mempercepat pemulihan sehingga ibu dapat melakukan perawatan yang optimal</div><div>untuk bayinya. Enhanced Recovery After Caesarean Surgery (ERACS) adalah</div><div>tahap protokol perioperatif yang bertujuan untuk meningkatkan pasca-SC yang</div><div>akibatnya pulih. Penelitian ini mengevaluasi pengaruh protokol Enhanced</div><div>Recovery After Cesarean Section (ERACS) terhadap tingkat nyeri dan mobilisasi</div><div>dini dalam 24 jam pertama pada pasien pasca-SC di RS Hermina Jatinegara.</div><div>Penelitian ini merupakan pendekatan penelitian kuantitatif dan menggunakan</div><div>metode penelitian kuasi eksperimen (Quasi Experimental Design), dengan desain</div><div>penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Groups Design.</div><div>Penelitian ini menggunakan uji-t untuk mengetahui hubungan antara karakteristik</div><div>2 kelompok dengan N-gain Score untuk mengetahui pengaruh ERACS terhadap</div><div>tingkat nyeri dan mobilisasi dini.</div><div> </div><div>Kata Kunci: ERACS, Sectio, Nyeri, Mobilisasi.</div></div>Intan Asri NuraniMega Hasanul HudaDiah Argarini
Copyright (c) 2024 Jurnal Keperawatan dan Kebidanan Nasional
2024-02-122024-02-1212233010.47313/jkkn.v1i2.3158HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DAN PENGGUNAAN DIAPERS TERHADAP TINGKAT KESIAPAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN DI PAUD CERDAS KOTA BEKASI
https://journal.unas.ac.id/keperawatan/article/view/3159
<div>ABSTRACT</div><div>In Indonesia the number of children under five by 2014 there were 24.062.106 toddler sexes</div><div>12.374.083 male and 11.688.023 female. According to the Household Health Survey (Survey) in</div><div>2014, an estimated number of children who are still hard to control bowel movements and</div><div>urination (wetting) to reach 75 million preschool-age children. One cause of this is the delay toilet</div><div>training as a result of the use of diapers. Toilet training is expected to be determined by the parents' parenting.</div><div>To identify the relationship patterns of parenting and the use of diapers totoilet training readiness</div><div>level in children aged 1-3 years in early childhood Smart Bekasi in 2018.</div><div>This research method using the correlation method, using cross sectional design. The population</div><div>in this study were all parents who have children ages toddler (1-3 years), amounting to 40 people.</div><div>Univariate analysis using frequency distribution and bivariate analysis using chi-square test.</div><div>Toilet training readiness level in children aged 1-3 years in early childhood Smart Bekasi in 2018</div><div>had a level of preparedness that is less by 62,5%, parenting parents with permissive parenting as</div><div>much as 40%, the use of diapers in children have a habit of using diapers as much 67.5%. There</div><div>is a relationship between parenting parents with toilet training readiness level with Pvalue =</div><div>0.001. There is a relationship between the use of diapers to toilet training readiness level with P</div><div>Value = 0.000 OR = 0,032.</div><div>There is a relationship between patterns of parenting and the use of diapers to toilet training</div><div>readiness level in children aged 1-3 years in early childhood Smart Bekasi in 2018. The results of</div><div>this study are expected to provide motivation for parents to teach their children doing toilet</div><div>training. And expected parents should be able to avoid the continuous use of diapers.</div><div> </div><div>Keywords: Parenting Parents, use of Diapers, Toilet Training.</div><div> </div><div><div>ABSTRAK</div><div>Di Indonesia jumlah balita tahun 2014 terdapat 24.062.106 balita dengan jenis kelamin laki-laki 12.374.083 dan perempuan 11.688.023. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2014, diperkirakan jumlah balita yang masih susah mengontrol BAB dan BAK (mengompol) sampai usia prasekolah mencapai 75 juta anak. Salah satu penyebab hal tersebut adalah keterlambatan toilet training akibat penggunaan diapers. Toilet training diperkirakan ditentukan oleh pola asuh orang tua. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan pola asuh orangtua dan penggunaan diapers terhadap tingkat kesiapan toilet training pada anak usia 1-3 tahun di PAUD Cerdas Kota Bekasi Tahun 2018. Metode penelitian ini menggunakan metode korelasi, dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang tua yang mempunyai anak usia batita (1-3 tahun) yang berjumlah 40 orang. Analisis univariat menggunakan <div>distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil Penelitian Tingkat</div><div>kesiapan toilet training pada anak usia 1-3 tahun di PAUD Cerdas Kota Bekasi Tahun 2018</div><div>memiliki tingkat kesiapan yang kurang sebanyak 62,5%, pola asuh orangtua dengan pola asuh</div><div>permisif sebanyak 40%, penggunaan diapers pada anak memiliki kebiasaan dengan menggunakan diapers sebanyak 67,5%. Ada hubungan antara pola asuh orangtua dengan tingkat kesiapan toilet training dengan nilai P-Value = 0,001. Ada hubungan antara penggunaan diapers dengan tingkat kesiapan toilet training dengan nilai P-Value = 0,000 OR = 0,032. Kesimpulan penelitian ini ada hubungan antara pola asuh orangtua dan penggunaan diapers dengan tingkat kesiapan toilet training pada anak usia 1-3 tahun di PAUD Cerdas Kota Bekasi Tahun 2018. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi pada orangtua dalam mengajarkan anaknya melakukan toilet training. Dan diharapkan orangtua sebaiknya mampu menghindari pemakaian diapers yang terus menerus.</div><div> </div><div>Kata kunci: Pola Asuh Orangtua, Penggunaan Diapers, Toilet Training</div></div></div>Yani SuryaniRini KundaryantiRetno Widowati
Copyright (c) 2024 Jurnal Keperawatan dan Kebidanan Nasional
2024-02-122024-02-1212314210.47313/jkkn.v1i2.3159PENGARUH PELATIHAN LATIHAN JANTUNG BERBASIS VIDEOTERHADAP KUALITAS HIDUP PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI KLUB LATIHAN JANTUNG
https://journal.unas.ac.id/keperawatan/article/view/3160
<div>ABSTRACT</div><div> </div><div>Coronary Heart Disease (CHD) is a condition where heart's artery (coronary artery) is blocked</div><div>by fat buildup. The most common problems on CHD patients are relapse frequencies, lack of</div><div>knowledge on the signs of heart attack, and stressors when the attack happens. Heart exercise is</div><div>one of the rehabilitation methods for CHD patients, therefore the researcher intended to assess the</div><div>effect of video-based heart exercise training on the quality of life of CHD patients in a heart</div><div>exercise club. This research aimed to analyze the effect of heart exercise on the quality of life of</div><div>patients with CHD. This research used quasi-experiment method with the sample being all of the</div><div>heart exercise club's member. The result showed that heart exercise was able to give significant</div><div>effect on the quality of life of patients with CHD. In addition, the frequency of exercise has a</div><div>significant relationship with the quality of life of patients with CHD (p<0.05), and history of</div><div>disease also has a significant relationship with the quality of life of patients with CHD (p<0.05).</div><div> </div><div>Keywords: Coronary heart disease (CHD), cardiac exercise, quality of life</div><div> </div><div> </div><div><div>ABSTRAK</div><div>Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan suatu keadaan dimana pembuluh darah jantung (arteri</div><div>coroner) tersumbat oleh timbunan lemak. Permasalahan yang sering muncul pada pasien PJK</div><div>antara lain angka kekambuhan, kurangnya pengetahuan tentang munculnya tanda-tanda serangan</div><div>jantung, dan stressor saat serangan terjadi. Senam jantung merupakan salah satu sarana rehabilitasi</div><div>bagi pasien PJK, oleh karena itu peneliti ingin mengkaji pengaruh pelatihan senam jantung berbasis</div><div>video terhadap kualitas hidup pasien dengan penyakit jantung koroner di klub senam jantung.</div><div>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh latihan jantung terhadap kualitas hidup</div><div>pasien PJK. Metode penelitian yang digunakan, yaitu quasi eksperimen dengan sampel seluruh</div><div>populasi klub senam jantung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan jantung dapat</div><div>memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hidup pasien PJK. Selain itu, frekuensi</div><div>olahraga memiliki hubungan yang signifikan dengan kualitas hidup pasien PJK (p<0,05) dan</div><div>riwayat penyakit memiliki hubungan yang signifikan dengan kualitas hidup pasien PJK (p<0,05).</div><div> </div><div>Kata Kunci: Penyakit jantung koroner (PJK), latihan jantung, kualitas hidup</div></div>Uun NurulhudaTri Endah PangastutiTutty ApriantiLina ErlinaPuji Raharja
Copyright (c) 2024 Jurnal Keperawatan dan Kebidanan Nasional
2024-02-122024-02-1212435210.47313/jkkn.v1i2.3160