https://journal.unas.ac.id/pmn/issue/feedJurnal Pengabdian Masyarakat Nasional2024-04-30T00:00:00+07:00Shinta Noveliashinta.novelia@civitas.unas.ac.idOpen Journal Systems<h2> </h2>https://journal.unas.ac.id/pmn/article/view/2202Pemantauan Tumbuh Kembang Anak di TK PKK 75 Santan Dusun Santan Kelurahan Guwosari, Kecamatan Pajangan Kabupaten Bantul2023-10-05T13:33:00+07:00Prita YunitasariPrittayunitasari@gmail.comBudi Punjastutiprittayunitasari@gmail.comSiti MaryatiPrittayunitasari@gmail.com<p><em>Monitoring the growth and development of children and maintaining oral hygiene are part of the behavior of a clean and healthy life. This service aims to determine the growth and development of children and carry out dental and oral hygiene checks. This first activity was held on June 3, 2022 at TK PKK 75 Santan in coconut milk hamlet, Guwosari village, Bantul district. From the results of the examination, the results obtained from 22 students, 10 children with caries, 1 child with less clean teeth, in the DDST examination, 10 children passed the examination, 1 child was delayed in language, 1 child was delayed in fine motor skills. The next activity was held on June 7 2022 at TK PKK 75 Santan. This service aims to find out the importance of dental and oral hygiene by providing education to kindergarten students to maintain dental and oral hygiene. The activity is carried out in the form of counseling with a mentoring pattern. The activity was divided into 2 sessions, 1) education on maintaining oral hygiene using songs and demonstrations, 2) demonstrating with PKK 75 Santan Kindergarten students how to brush their teeth properly and correctly. The last activity was held on June 9 2022 at TK PKK 75 Santan. Activities in the form of education on maintaining personal hygiene in the form of songs and 6 steps to wash hands.</em></p>2024-04-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2023 Pengabdian Masyarakat Nasionalhttps://journal.unas.ac.id/pmn/article/view/2656ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN MELALUI INTERVENSI TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF PADA KELUARGA DENGAN HIPERTENSI DI JAKARTA SELATAN2023-10-05T14:01:15+07:00Rania - Irwanirwanrania3@gmail.com<p><strong>Latar Belakang</strong> <strong>:</strong> Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang sampai saat ini masih dijuluki sebagai <em>the sillent killer </em>merupakan keadaan pada seseorang dimana terjadinya peningkatan tekanan darah yang melebihi batas normal yang telah ditentukan yaitu sistolik ≥ 140mmHg dan diastolik ≥ 90mmHg. Penatalaksanaan non-farmakologis untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi salah satunya adalah Terapi relaksasi otot progresif.</p><p><strong>Tujuan :</strong> Menganalisis asuhan keperawatan melalui intervensi terapi relaksasi otot progresif pada Keluarga dengan diagnosa hipertensi di Kelurahan Pancoran.</p><p><strong>Implementasi : </strong>Tindakan keperawatan pada kedua klien dilakukan pada tanggal 5 – 9 Juni 2023. Implementasi pada diagnosa keperawatan manajemen kesehatan keluarga tidak efektif dengan dilakukannya terapi relaksasi otot progresif bertujuan untuk menurunkan tekanan darah pada kedua keluarga.</p><p><strong>Hasil : </strong>Hasil evaluasi keperawatan dengan masalah keperawatan utama yaitu manajemen kesehatan keluarga tidak efektif, menunjukan bahwa setelah dilakukan terapi relaksasi otot progresif pada kedua keluarga selama 3 hari, didapatkan bahwa kedua keluarga mengalami penurunan tekanan darah yakni pada Ny. M dari 196/98mmHg, setelah dilakukan intervensi dan beristirahat selama ± 5 menit selama 3 hari turun menjadi 177//93mmHg. Sedangkan tekanan darah pada Ny. B dari 158/88mmHg setelah dilakukan intervensi dan beristirahat selama ± 5 menit selama 3 hari turun menjadi 152/82mmHg<strong></strong></p><p><strong>Simpulan</strong><strong> </strong><strong>dan</strong><strong> </strong><strong>Saran</strong><strong> </strong><strong>: </strong>Penatalaksanaan non-farmakologis terapi relaksasi otot progresif terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi dengan masalah keperawatan manajemen Kesehatan keluarga tidak efektif. Diharapkan klien atau keluarga dapat mengaplikasikan penatalaksanaan non-farmakologis melalui terapi relaksasi otot progresif kepada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi, sebagai upaya untuk menurunkan tekanan darah. Namun tetap memperhatikan prosedur gerakan agar efektif untuk dilakukan secara rutin dan terus- menerus</p><p><strong>Kata Kunci : </strong>Hipertensi, Terapi Relaksasi Otot progresif</p><p><strong>Kepustakaan : </strong>17 (2014-2022)<strong></strong></p>2024-04-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Jurnal Pengabdian Masyarakat Nasionalhttps://journal.unas.ac.id/pmn/article/view/2666ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN MELALUI INTERVENSI KOMPRES HANGAT SERAI PADA KELUARGA DENGAN ARTHRITIS GOUT DI JAKARTA SELATAN2023-10-05T14:00:29+07:00Selasfrida Manurungselasfridamanurung09@gmail.com<p> <strong>Latar Belakang</strong> <strong>:</strong> Penyakit <em>gout arthritis</em> merupakan suatu penyakit dimana terjadi gangguan metabolik dengan manifestasi <em>arthritis</em> inflamasi akut yang dipicu oleh kristalisasi asam urat dalam sendi. Intervensi mandiri yang dapat perawat lakukan untuk menurunkan intensitas nyeri pada <em>gout arthritis</em>, yaitu salah satunya terapi nonfarmakologi dengan penerapan kompres rebusan serai hangat.</p><p><strong>Tujuan :</strong> Menganalisis asuhan keperawatan melalui intervensi kompres hangat serai pada Keluarga dengan <em>arthritis</em><em> </em><em>gout</em><em> </em>di Jakarta Selatan.</p><p><strong>Implementasi : </strong>Tindakan keperawatan pada kedua klien dilakukan pada tanggal 01 - 19 Juni 2023. Implementasi pada diagnosa keperawatan manajemen kesehatan keluarga tidak efektif dengan dilakukannya terapi kompres hangat serai yang bertujuan untuk menurunkan intensitas nyeri pada kedua keluarga.</p><p><strong>Hasil : </strong>Hasil evaluasi keperawatan dengan masalah keperawatan utama yaitu manajemen kesehatan keluarga tidak efektif, menunjukan bahwa setelah dilakukan terapi kompres hangat serai pada kedua keluarga selama 4 hari, didapatkan data dari kedua keluarga yaitu Ny. M mengalami penurunan intensitas nyeri dari skala 5 menjadi nyeri dengan skala 2, setelah dilakukan intervensi dan beristirahat selama ± 20 menit Ny. M yaitu mampu menggenggam sesuatu dengan perlahan, dan mampu melakukan gerakan progresif. Sedangkan skala nyeri pada Ny. I dari skala nyeri 5 setelah dilakukan intervensi dan beristirahat selama ± 20 menit turun menjadi 2.</p><p><strong>Simpulan</strong><strong> </strong><strong>dan</strong><strong> </strong><strong>Saran</strong><strong> </strong><strong>: </strong>Penatalaksanaan non-farmakologis dengan penerapan kompres rebusan serai hangat terbukti efektif untuk menurunkan nyeri pada sendi dan sebagai perawatan sederhana yang bisa dilakukan secara mandiri pada asam urat pada penderita <em>arthritis gout</em> dengan masalah keperawatan manajemen Kesehatan keluarga tidak efektif. Diharapkan klien atau keluarga dapat mengaplikasikan penatalaksanaan non-farmakologis melalui kompres rebusan serai hangat kepada anggota keluarga yang menderita penyakit <em>arthritis gout</em>, sebagai upaya untuk menurunkan nyeri pada sendi.</p><p><strong>Kata Kunci : </strong><em>Arthritis Gout</em>, Kompres Rebusan Serai Hangat</p><p><strong>Kepustakaan : </strong>19 (2009-2020)<strong></strong></p>2024-04-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Jurnal Pengabdian Masyarakat Nasionalhttps://journal.unas.ac.id/pmn/article/view/2679PELAKSANAAN PRE DAN POST CONFERENCE DI RUANG MPKP EDELWIES RSU UKI2023-10-25T20:49:33+07:00Asmahan Fitria Ningrumasmahanfitria17@gmail.com<p align="center"><strong>Abstrak </strong></p><p><strong>Latar Belakang: </strong>Manajemen keperawatan yaitu pelayanan professional dimana tim keperawatan menjalankan empat fungsi manajemen diantara nya perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. <em>Pre Conference </em>adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien, sementara. <em>Post Conference </em>adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Hasil dari wawancara, observasi dan kuesioner penulis dengan perawat di Ruang Edelwies RSU UKI. pelaksanaan <em>pre </em>dan <em>post conference </em>belum dilakukan secara optimal, karena belum sesuai aturan kegiatan <em>pre </em>dan <em>post conference</em>. Hal itu bisa berpengaruh pada asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat.</p><p><strong>Tujuan: </strong>Adapun tujuan penulisan ini untuk mengoptimalkan pelaksanaan pre dan post conference diruangan Edelwies RSU UKI.</p><p><strong>Implementasi: </strong>Pengkajian dilakukan pada tanggal 18-20 Juli 2023 dengan menggunakan metode wawancara, obervasi dan kuesioner jumlah sample penelitian ini sebanyak 20 orang perawat diruangan edelweiss. Implementasi keperawatan yang dilakukan yaitu desiminasi ilmu dan role play terkait pre dan post conference.</p><p><strong>Hasil: </strong>berdasarkan implementasi yang sudah dilakukan dari hasil observasi tampak para perawat antusias dalam mengikuti desiminasi ilmu dan juga role play dari awal hingga akhir. Dari hasil observasi menunjukkan peningkatan dalam penerapan pre dan post conference sebanyak 75% menjadi 90%.</p><p><strong>Kesimpulan: </strong>Hasil dari implementasi selama 3 hari dalam penerapan pre dan post conference di ruangan edelweiss RSU UKI menunjukkan peningkatan menjadi 90%</p><p><strong>Saran: </strong>Teruntuk itu diharapkan pihak rumah sakit untuk dapat mengikuti standar operasional prosedur dalam pemberian asuhan keperawatan.</p><p><strong>Kata Kunci: </strong><em>Pre Conference, Post Conference, </em>Manajemen Keperawatan, Asuhan Keperawatan</p><p><strong>Daftar Pustaka: </strong>17 pustaka (2013-2023).</p>2024-04-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Jurnal Pengabdian Masyarakat Nasionalhttps://journal.unas.ac.id/pmn/article/view/2702SINERGI STIKES WIRA MEDIKA BERSAMA BALI INSTITUTE DALAM PELAYANAN KESEHATAN DAN EDUKASI BAGI MASYARAKAT BANJAR ABIANSEKA DESA MAS UBUD KABUPATEN GIANYAR2023-10-25T14:59:15+07:00Ni Luh Gede Intan Saraswatiintansaras@stikeswiramedika.ac.id<p><strong><em>Latar Belakang</em></strong><em>: </em>Penyakit tidak menular menjadi salah satu tantangan dunia kesehatan di abad ke 21, teknologi di Indonesia, lingkungan yang berubah, dan pergesaran gaya hidup, hal ini yang banyak menyebabkan perubahan tren penyakit, sekaligus perubahan usia yang menderita penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular dapat diturunkan dengan mengendalikan faktor resiko<em>.</em> Diperlukan upaya pemerintah dalam menangani PTM dan diperlukan kolaborasi antara petugas kesehatan, pemerintah dan masyarakat dalam melakukan promosi kesehatan, deteksi dini dengan mempertimbangkan aspek budaya dan kepercayaan tiap-tiap daerah <strong>Tujuan: </strong>Melakukan pengecekan kesehatan meliputi pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan pemeriksaan berat badan bagi masyarakat. <strong><em>Metodologi: </em></strong>Kegiatan dilakukan ini pada tanggal 30-31 Juli 2023. Kegiatan dilakukan di wilayah Banjar Abianseka, Desa Mas Ubud Bali. Sasarannya adalah setiap keluarga yang kooperatif di daerah Banjar Abianseka. Kegiatan dilakukan <em>door to door</em> dan meliputi kegiatan penyuluhan kesehatan tentang cuci tangan, pemeriksaan gula darah, pengecekan tensi, dan pemberian bubuk abate untuk pencegahan demam berdarah <strong><em>Hasil:</em></strong><em> </em>Sebagian besar responden adalah wanita. Sebagian besar nilai tekanan darah, IMT, gula darah dalam batas normal. <strong>Kesimpulan: </strong>Kegiatan edukasi<strong> </strong>dan pemeriksaan ini<strong> </strong>dapat menambah pengetahuan dan melakukan pencegahan dini terhadap masalah penyakit tidak menular seperi Hipertensi dan DM di Banjar Dentiyis Sukawati Gianyar. <strong>Saran:</strong> Program pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat ditindaklanjuti di tempat lain pada tahun berikutnya untuk menunjang Kesehatan masyarakat dalam mencegah dan menangani masalah penyakit Hipertensi, DM, dan Osteoarthritis.</p><p> </p><p>Kata Kunci: Penyakit Tidak Menular, Masyarakat, Edukasi</p>2024-04-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Jurnal Pengabdian Masyarakat Nasionalhttps://journal.unas.ac.id/pmn/article/view/3632EDUKASI TENTANG REGULASI EMOSI ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB NEGERI SLAWI2024-04-27T12:10:10+07:00Anisa Oktiawatianisaoktiawati1586@gmail.comIta Nur Itsnaanisaoktiawati1586@gmail.comUswatun Insanianisaoktiawati1586@gmail.comFaisaluddinanisaoktiawati1586@gmail.comFarilia Gandari Sabilaanisaoktiawati1586@gmail.comErliana Dwi Nugrahenianisaoktiawati1586@gmail.comDiah Agnes Isnaenianisaoktiawati1586@gmail.comNurhikmahanisaoktiawati1586@gmail.com<p>Orangtua yang memiliki Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) akan mudah memiliki emosi negatif seperti kesedihan dan stress yang dapat mempengaruhi perkembangan anak dan orangtua. Untuk mencegah emosi tidak meluap, kita dapat terlibat dengannya dan memproses emosi tersebut yang biasa di sebut dengan regulasi emosi. Oleh karenanya ketika orang tua mampu meregulasi emosi dengan baik, individu akan lebih dapat menyesuaikan diri dengan orang lain dan kondisi lingkungan. Perlu adanya peningkatan pengetahuan terutama pada ibu yang memiliki ABK tentang regulasi emosi. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan orang tua yang memiliki ABK tentang regulasi emosi. Hasil pelaksanaan kegiatan ini telah mencapai adanya peningkatan wawasan dan informasi pada orangtua yang memiliki ABK mengenai pengenalan emosi dan pengelolaan emosi. Adanya peningkatan kemampuan orangtua untuk menjadi orangtua yang proaktif, berkomunikasi dengan positif. Adanya peningkatan psikomotor ibu dengan mempraktekan teknik relaksasi otot dan relaksasi kesadaran emosi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan pada hari Rabu – Kamis, 21 – 22 Februari 2024 di SLB Negeri Slawi. Kegiatan ini di ikuti oleh 4 Dosen Prodi D III Keperawatan dan 4 Mahasiswa Prodi D III Keperawatan. Jumlah orang tua yang hadir ada 42 orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Metode yang digunakan adalah ceramah dan demonstrasi. Peserta edukasi menyimak dan melakukan tanya jawab saat diterangkan serta dapat menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh pemateri dan dapat menyimpulkan hasil edukasi dengan baik dan benar sesuai dengan materi yang telah disampaikan. Saran bagi orang tua yang memiliki ABK agar dapat mengelola emosinya dalam menghadapi permasalahan selama merawat anak, agar mampu mengelola emosi marah sehingga dapat berperilaku secara adaptif sesuai dengan situasi. Bagi Sekolah untuk dapat dilakukan kegiatan <em>parenting</em> secara rutin seperti sosialiasi, pelatihan, diskusi bersama, kegiatan-kegiatan lainnya yang mengedukasi pentingnya orang tua dalam mengelola emosi maupun mengenai <em>parenting</em> stress yang kemungkinan dapat dialami orang tua ABK</p>2024-04-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Jurnal Pengabdian Masyarakat Nasional