Jurnal Pengabdian Masyarakat Nasional https://journal.unas.ac.id/pmn <h2> </h2> Universitas Nasional en-US Jurnal Pengabdian Masyarakat Nasional 2987-3622 10.47313 ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN MELALUI INTERVENSI TERAPI MUSIK INSTRUMENTAL PADA KLIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSU UKI JAKARTA https://journal.unas.ac.id/pmn/article/view/4043 <p>Latar belakang: Penyakit Chronic Kidney Disease (CKD) didefinisikan sebagai <br>penurunan fungsi ginjal yang ditandai dengan laju filtrasi glomerulus (LFG) &lt; 60 <br>ml/min/1,73 m2 yang terjadi selama lebih dari 3 bulan atau adanya penanda <br>kerusakan ginjal yang dapat dilihat melalui albuminuria, adanya abnormalitas <br>sedimen urin, ketidak normalan elektrolit, terdeteksinya abnormalitas ginjal <br>secara histologi maupun pencitraan (imaging), serta adanya riwayat transplatasi <br>ginjal. Tujuan: Menganalisis asuhan keperawatan melalui intervensi terapi <br>musik instrumental pada klien Chronic Kidney Disease (CKD) dengan masalah <br>keperawatan gangguan pola tidur. Metode: Desain penelitian deskriptif dalam <br>bentuk penerapan studi kasus Evidence Based Nursing Practice dengan <br>pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa <br>keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dengan memfokuskan <br>implementasi keperawatan. Pengkajian yang digunakan merupakan intervensi <br>keperawatan berupa terapi musik instrumental. Hasil: Masalah keperawatan <br>utama pada kasus Ny. W dan Ny. V yaitu Gangguan Pola tidur yang dapat diatasi <br>dengan terapi musik instrumental untuk mengatasi stress berat yang <br>menyebabkan klien sulit tidur. Setelah diberikan terapi musik instrumental <br>adanya perubahan kualitas tidur pada Ny. W dengan waktu tidur 5-6 jam/ hari, <br>sedangkan pada Nn. V ada perubahan sedikit terhadap kualitas tidur dengan <br>waktu tidur 4-5 jam/hari. Dapat disimpulkan bahwa terapi musik instrumental <br>efektif untuk mengatasi gangguan pola tidur. Kesimpulan: Dapat disimpulkan <br>bahwa terapi musik instrumental efektif untuk mengatasi gangguan pola tidur. <br>Diharapkan pelayanan keperawatan khususnya hasil penelitian terapi musik <br>diharapkan menjadi salah satu bentuk intervensi keperawatan mandiri untuk <br>seorang perawat dalam memberikan asuhan kepearwatan pada pasien <br>hemodialisa yang mengalami gangguan dalam tidur. <br>Kata kunci: Chronic Kidney Disease (CKD), Terapi Musik Instrumental, <br>Gangguan Pola tidur</p> <p>Background: Chronic Kidney Disease (CKD) is defined as a decrease in kidney <br>function which is characterized by a glomerular filtration rate (GFR) &lt;60 <br>ml/min/1.73 m2 that occurs for more than 3 months or the presence of markers <br>of kidney damage which can be seen through albuminuria, presence of abnormal <br>urine sediment, abnormal electrolytes, detectable histological and imaging <br>abnormalities of the kidney, and history of kidney transplantation. Objective: To <br>analyze nursing care through instrumental music therapy interventions in <br>Chronic Kidney Disease (CKD) clients with sleep disorder nursing problems. <br>Methods: Descriptive research design in the form of the application of Evidence <br>Based Nursing Practice case studies with a nursing process approach consisting <br>of assessment, nursing diagnosis, planning, implementation, and evaluation with <br>a focus on nursing implementation. The assessment used is a nursing intervention <br>in the form of instrumental music therapy. Results: The main nursing problem in <br>Mrs. W and Mrs. V, namely sleep pattern disturbances that can be treated with <br>instrumental music therapy to deal with severe stress that causes clients to have <br>difficulty sleeping. After being given instrumental music therapy, there was a <br>change in sleep quality in Ny. W sleeps 5-6 hours/day, while Ms. V there is a slight <br>change in sleep quality with 4-5 hours of sleep/day. It can be concluded that <br>instrumental music therapy is effective for dealing with sleep pattern <br>disturbances. Conclusion: It can be concluded that instrumental music therapy <br>is effective for treating sleep pattern disturbances. It is hoped that nursing <br>services, especially the results of music therapy research, are expected to be a <br>form of independent nursing intervention for a nurse in providing nursing care to <br>hemodialysis patients who experience sleep disturbances. <br>Keywords: Chronic Kidney Disease (CKD), Instrumental Music Therapy, Sleep <br>Pattern Disorders</p> Trisna Handayani Pangestu Pangestu Milla Evelianti Copyright (c) 2025 Jurnal Pengabdian Masyarakat Nasional 2025-03-19 2025-03-19 2 2 10.47313 ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN MELALUI INTERVENSI TERAPI TEHNIK RELAKSASI BENZON PADA KELUARGA DENGAN TB PARU DI KELURAHAN LENTENG A GUNG JAKARTA SELATAN https://journal.unas.ac.id/pmn/article/view/4044 <p>Latar Belakang : Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang disebabkan <br>oleh infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis di paru. Bakteri tuberkulosis <br>yang menyerang paru menyebabkan gangguan pernapasan, seperti batuk kronis <br>dan sesak napas. Terapi non farmakologi yang sering digunakan untuk pasien <br>TB Paru yaitu teknik relaksasi benzon. Terapi ini menggabungkan relaksasi <br>yang diberikan dengan keyakinan klien. <br>Tujuan : Meningkatkan kemampuan dalam menganalisis intervensi <br>keperawatan melaluli intervensi tehnik relaksasi benzon pada keluarga dengan <br>TB Paru di Kelurahan Puskesmas Lenteng Agung Jakarta Selatan. <br>Implementasi : Tindakan keperawatan pada kedua klien dilakukan pada <br>tanggal 15 – 20 November 2022. Implementasi pada diagnosa keperawatan <br>manajemen kesehatan keluarga tidak efektif dengan dilakukannya tehnik <br>relaksasi benzon bertujuan untuk menurunkan nyeri dada. <br>Hasil : Hasil evaluasi keperawatan dengan masalah keperawatan utama yaitu <br>manajemen kesehatan keluarga tidak efektif, menunjukan bahwa setelah <br>dilakukan tehnik relaksasi benzon selama 3 hari didapatkan hasil Nyeri dada <br>pada Ny. A dari skala 3, setelah dilakukan intervensi dan beristirahat selama ± <br>10 menit turun menjadi Skala Nyeri 1. Sedangkan Nyeri dada pada Ny. N dari <br>skala nyeri 4 setelah dilakukan intervensi dan beristirahat selama ± 10 menit <br>turun menjadi skala nyeri 2. <br>Simpulan dan Saran : Penatalaksanaan non-farmakologis tehnik relaksasi <br>benzon terbukti dapat menurunkan nyeri dada pada penderita Tb Paru dengan <br>masalah keperawatan manajemen kesehatan keluarga tidak efektif. Diharapkan <br>klien atau keluarga dapat mengaplikasikan penatalaksanaan non-farmakologis <br>melalui tehnik relaksasi benzon kepada anggota keluarga yang menderita <br>penyakit TB Paru, sebagai upaya untuk menurunkan nyeri dada. Namun tetap <br>memperhatikan prosedur gerakan agar efektif untuk dilakukan secara rutin dan <br>terus-menerus. <br>Kata Kunci : TB Paru, Tehnik Relaksasi Benzon <br>Kepustakaan : 14 (1994-2018)</p> <p>Background: Tuberculosis or TB is a disease caused by infection with the <br>bacterium mycobacterium tuberculosis in the lungs. Tuberculosis bacteria that <br>attack the lungs cause respiratory problems, such as chronic coughing and <br>shortness of breath. Non-pharmacological therapy that is often used for <br>pulmonary TB patients is the benzone relaxation technique. This therapy <br>combines the relaxation provided with the client's confidence. <br>Objective: To increase the ability to analyze nursing interventions through the <br>intervention of benzone relaxation techniques in families with pulmonary TB in <br>the Lenteng Agung Health Center, South Jakarta. <br>Implementation: Nursing actions for both clients were carried out on <br>November 15-20 2022. Implementation of nursing diagnoses for family health <br>management was not effective with the benzone relaxation technique aimed at <br>reducing chest pain. <br>Results: The results of the evaluation of nursing with the main nursing <br>problem, namely ineffective family health management, showed that after the <br>benzone relaxation technique was carried out for 3 days, the results of chest <br>pain in Mrs. A from scale 3, after intervention and resting for ± 10 minutes it <br>decreased to Pain Scale 1. Meanwhile, chest pain in Mrs. N from pain scale 4 <br>after intervention and resting for ± 10 minutes decreased to pain scale 2. <br>Conclusions and Suggestions: Non-pharmacological management of benzone <br>relaxation techniques is proven to reduce chest pain in patients with pulmonary <br>tuberculosis with ineffective family health management nursing problems. It is <br>hoped that clients or families can apply non-pharmacological management <br>through benzone relaxation techniques to family members who suffer from <br>pulmonary TB, as an effort to reduce chest pain. But still pay attention to the <br>movement procedure so that it is effective to do it routinely and continuously. <br>Keywords : Pulmonary Tuberculosis, Benzon Relaxation Technique <br>Literature : 17 (2014-2022)</p> <p>&nbsp;</p> Natalia Dermawan Simamora Intan Asri Nurani Copyright (c) 2025 Jurnal Pengabdian Masyarakat Nasional 2025-03-19 2025-03-19 2 2 10.47313 PEMBERIAN TERAPI ORIENTASI REALITA PADA PASIEN WAHAM DI PANTI SOSIAL BINA LARAS HARAPAN SENTOSA II CIPAYUNG JAKARTA TIMUR https://journal.unas.ac.id/pmn/article/view/4045 <p>Latar Belakang: Masalah Kesehatan Dengan Gangguan Waham Adalah Keyakinan Yang Tidak <br>Sesuai Realita Yang Di Pertahankan Walaupun Tidak Diyakini Oleh Orang Lain Dan <br>Bertentangan Dengan Realita Sosial. <br>Tujuan: Analisa Asuhan Keperawatan Melalui Intervensi Terapi Orientasi Realitas Pada Klien <br>Ny.M Dan Ny.S Dengan Masalah Keperawatan Waham Di Panti Sosial Bina Laras Harapan <br>Sentosa II. <br>Implementasi: Tindakan Keperawatan Yang Dilakukan Selama 4 Hari. Intervensi Utama Yang <br>Diberikan Kepda Ny.M Dan Ny.S Dengan Masalah Keperawatan Utama Wagam Yaitu Dengan <br>Melakukan Terapi Orientasi Realita Dengan SP. <br>Hasil: Evaluasi Keperawatan Pada Klien Ny.M Dan Ny.S Dengan Masalah Keperawatan Utama <br>Waham Catatan Perkembangan Setelah Diberikan Tindakan Melakukan Terapi Orientasi Realita <br>Dengan SP Selama 4 Hari Pertemuan Pada Klien Didaptkan Hasil Bahwa Waham Dapat <br>Terkontrol Dengan Pola Pikir Yang Berubah Menjadi Realita. <br>Simpulan Dan Saran: Melakukan Terapi Orientasi Realita Dengan Rutin Dapat Membantu <br>Merubah Pola Pikir Sesuai Realita. <br>Kata Kunci: Skizofrenia, Waham, Terapi Orientasi Realita</p> <p>Background: Health problems with delusional disorder are beliefs that are not in line with reality <br>that are maintained even though they are not believed by others and are contrary to social reality. <br>Objective: Analysis of Nursing Care Through Reality Orientation Therapy Interventions for <br>Clients Mrs.M and Mrs.S with Nursing Problems of Waham at Harapan Sentosa II Bina Laras <br>Social Home. <br>Implementation: Nursing Actions Performed for 4 Days. The main intervention given to Mrs.M <br>and Mrs.S with the main nursing problem of Wagam is by conducting reality orientation therapy <br>with SP. <br>Results: Nursing Evaluation of Clients Mrs.M and Mrs.S with the Main Nursing Problem of <br>Waham Developmental Notes After Being Given the Action of Performing Reality Orientation <br>Therapy with SP for 4 Days of Meetings on Clients The results were obtained that the Waham <br>could be controlled with a mindset that changed to reality. <br>Conclusions and Suggestions: Doing Reality Orientation Therapy Routinely Can Help Change <br>Mindset According to Reality. <br>Keywords: Schizophrenia, Delusion, Reality Orientation Therapy</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> Nur Fajariyah Sheny Nabila Copyright (c) 2025 Jurnal Pengabdian Masyarakat Nasional 2025-03-19 2025-03-19 2 2 10.47313 PENYULUHAN, DETEKSI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DAN INTERVENSI SENSORY PLAY FINGER PADA ANAK PAUD DI WILAYAH KABUPATEN BOGOR https://journal.unas.ac.id/pmn/article/view/4046 <p>Menurut Badan Pusat Statistik untuk memaksimalkan potensi perkembangan anak usia 0-6 tahun pemerintah membuat program <br>pendidikan anak usia dini (PAUD). Program PAUD tidak hanya mengutamakan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak saja <br>(koordinasi motorik halus dan motorik kasar), tetapi juga pada kecerdasan anak, sosio emosional nya, serta terhadap bahasa dan <br>komunikasi yang bertujuan untuk memberikan stimulasi positif untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. <br>Pemberian stimulasi pada anak perlu dilakukan sedini mungkin serta pelaksanaannya dapat dilakukan secara teratur sebagai <br>pencegahan, karena pada saat dilakukan stimulasi maka hormon-hormon yang dibutuhkan untuk perkembangan anak dapat <br>dihasilkan oleh tubuh. Salah satunya dengan melakukan kegiatan sensory play. Sensory play merupakan suatu permainan yang <br>dapat melatih anak dalam mengguanakan satu indera atau lebih. Sensory play menjadi stimulus yang akan masuk ke dalam otak <br>anak, yang kemudian sistem syaraf akan memprosesnya dengan menghasilkan suatu sensasi yang dapat mendorong indera anak <br>agar bergerak, hal itu disebut dengan respon stimulus. Ketika anak mendapat banyak stimulus, maka anak akan semakin <br>mendapatkan berbagai pengalaman yang menyenangkan (Munzilin, I. K., et all ., 2021). Metode yang digunakan adalah ceramah <br>dan diskusi. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dilakukan di PAUD Uswatun Hasanah Kabupaten Bogor pada tanggal <br>8 Januari 2024 dengan jumlah peserta 38 orang. Setelah dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat peserta mengetahui <br>pentingnya melakukan stimulasi untuk perkembangan motorik halus anak. <br>Kata Kunci: PAUD, Pra Sekolah, Perkembangan, Motorik Halus, Sensory Finger.</p> <p>According to the Central Statistics Agency, to maximize the development potential of children aged 0-6 years, the government <br>has created an early childhood education (PAUD) program. The PAUD program prioritizes children's physical growth and <br>development (fine and gross motor coordination) and children's intelligence, socio-emotional skills, and language and <br>communication, which aim to provide positive stimulation for children's growth and development. <br>Stimulation for children needs to be done as early as possible and its implementation can be done regularly as a prevention <br>because when stimulation is carried out, the hormones needed for child development can be produced by the body. One of them <br>is by doing sensory play activities. Sensory play is a game that can train children to use one or more senses. Sensory play <br>becomes a stimulus that will enter the child's brain, which then the nervous system will process by producing a sensation that <br>can encourage the child's senses to move, this is called a stimulus response. When children get a lot of stimuli, children will get <br>more and more pleasant experiences (Munzilin, I. K., et all ., 2021). The methods used are lectures and discussions. The <br>implementation of community service was carried out at PAUD Uswatun Hasanah, Bogor Regency on January 8, 2024, with 38 stimulation to develop children's fine motor skills.</p> <p>Keywords: PAUD, Preschool, Development, Fine Motoric, Sensory Finger.</p> <p>&nbsp;</p> Vivi Silawati Putri Azzahroh Badria Laili Copyright (c) 2025 Jurnal Pengabdian Masyarakat Nasional 2025-03-19 2025-03-19 2 2 10.47313 EDUKASI DIET MEDITERANIA PADA KELUARGA PASIEN DENGAN PENYAKIT JANTUNG DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT DAERAH DI JAWA BARAT https://journal.unas.ac.id/pmn/article/view/4047 <p>Penyakit Jantung Koroner (PJK) membutuhkan pengelolaan yang komprehensif dengan <br>modifikasi gaya hidup, salah satunya diet. Dietary approach to stop hypertension (DASH) sangat <br>populer dan membuktikan memberikan benefit bagi pencegahan PJK. Diet mediterania adalah <br>istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan pola makan individu yang tinggal di <br>negara-negara sepanjang pantai Laut Mediterania. Diet Mediterania mampu memodulasi fungsi <br>endotel dengan baik bahkan lebih unggul dari diet rendah lemak. Pendidikan kesehatan mengenai <br>modifikasi gaya hidup dengan diet mediterania menjadi penting untuk diberikan kepada pasien <br>PJK. Pendidikan kesehatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan kepada <br>keluarga pasien untuk mencegah terjadinya kesakitan atau perawatan berulang karena penyakit <br>jantung dengan cara mengontrol dan melakukan diet yang sehat untuk jantung. Metode <br>pendidikan kesehatan yang digunakan adalah ceramah/lecture dan diskusi/tanya jawab. Sampel <br>pendidikan kesehatan terdiri dari keluarga pasien yang dirawat di Ruang penyakit dalam RSUD. <br>Intervensi pendidikan kesehatan tentang diet mediterania disajikan dalam bentuk powerpoint dan <br>leaflet. Hasil dari pendidikan kesehatan yang diberikan oleh kelompok 2 pada keluarga pasien di <br>Ruang Penyakit dalam memberikan gambaran bahwa setelah diberikan pendidikan kesehatan, <br>keluarga pasien mampu mengetahui pola makan dan prinsip diet mediterania serta makanan apa <br>saja yang dibatasi pada pasien PJK. <br>Kata kunci : Diet mediterania, penyakit jantung koroner, pola makan</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> Nursiswati Nursiswati Hesti Platini Rahmat Tri Hartadi Copyright (c) 2025 Jurnal Pengabdian Masyarakat Nasional 2025-03-19 2025-03-19 2 2 10.47313 PENGALAMAN PENYITAS COVID-19 DALAM MELAKUKAN ISOLASI MANDIRI https://journal.unas.ac.id/pmn/article/view/4048 <p>Latar belakang: Covid-19 merupakan virus jenis baru yang ditemukan pada tahun <br>2019 dan belum pernah ditemukan menyerang manusia sebelumnya. COVID-19 <br>ini dapat menimbulkan gangguan pernafasan akut seperti demam, batuk dan sesak <br>nafas bahkan menyebabkan kematian. Data Covid-19 sampai 25 Januari 2022 <br>sebanyak 352.796.704 kasus dan yang meninggal sebanyak 5.600.434 kasus. Data di <br>Indonesia tertinggi di DKI Jakarta sebanyak 2.190 kasus. Kemudian, disusul Jawa <br>Barat dengan 1.238 kasus dan Banten dengan 844 kasus. Totalnya menjadi <br>4.125.080 kasus. Sedangkan Data Covid-19 di Jambi sampai tanggal 25 Januari <br>2022 sebanyak 29.798 kasus, sembuh 29.009 kasus dan yang meninggal 783 <br>kasus. Tujuan: memperoleh gambaran pengalaman penyitas Covid-19 dalam <br>melakukan isolasi mandiri. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan <br>metode fenomenologi dengan sampel tujuh partisipan. Hasil analisa data <br>teridentifikasi empat tema yaitu putus harapan, pengobatan, dukungan dan <br>dampak lanjut. Hasil penelitian partisiapan merasa tidak memiliki harapan hidup, <br>berbagai cara pengobatan dilakukan baik herbal maupun medis, mendapat <br>dukungan dari berbagai pihak dan memiliki dampak setelah terkena Covid-19. <br>Kata kunci: Covid-19, isolasi mandiri</p> <p>Background: Covid-19 is a new type of virus that was discovered in 2019 and has <br>never been found to attack humans before. COVID-19 can cause acute respiratory <br>problems such as fever, cough and shortness of breath and even cause death. <br>Covid-19 data until January 25 2022 totaled 352,796,704 cases and 5,600,434 <br>cases who died. The highest data in Indonesia is DKI Jakarta with 2,190 cases. <br>Then, followed by West Java with 1,238 cases and Banten with 844 cases. The <br>total is 4,125,080 cases. While Covid-19 data in Jambi until January 25 2022 <br>there were 29,798 cases, 29,009 cases recovered and 783 cases who died. <br>Purpose: to get an overview of the experience of Covid-19 survivors in carrying <br>out independent isolation. This research is a qualitative research using <br>phenomenological methods with a sample of seven participants. The results of the <br>data analysis identified four themes, namely hopelessness, treatment, support and <br>follow-up impact. The results of the study included participants feeling that they <br>had no life expectancy, various methods of treatment were carried out both herbal and medical, received support from various parties and had an impact after being exposed to Covid-19. <br>Keywords: Covid-19, independent isolation</p> Muh. Hasan Basri Copyright (c) 2025 Jurnal Pengabdian Masyarakat Nasional 2025-03-19 2025-03-19 2 2