Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora
https://journal.unas.ac.id/populis
<p>Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora, [<a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1435286177" target="_blank">p-ISSN 2460-4208</a> <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1488781317" target="_blank">e-ISSN 2549-7685</a>] published since 2016 by the National University Publishing Institute (LPU Unas) and published regularly twice a year with the main focus of articles related to social and humaniora science (see Focus & Scope).</p><p>Based on the Decree of the Director General of Higher Education, Research and Technology of the Ministry of Education, Culture, Research and Technology of the Republic of Indonesia Number 105/E/KPT/2022, Populist: Journal of Social and Humanities was assigned an Accreditation Rank of Sinta 4.</p><p>For the writer who wants to send their papers to Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora, please mind the article guideline. Papers that are sent will be reviewed in advance by Reviewer (blind review) and the editorial board.</p>Universitas Nasionalen-USPopulis : Jurnal Sosial dan Humaniora2460-4208<ol><li>Hak publikasi atas semua materi informasi yang tercantum dalam situs jurnal ini dipegang oleh dewan redaksi/editor dengan sepengetahuan penulis. Pengelola Jurnal akan menjunjung tinggi hak moral penulis.</li><li>Aspek legal formal terhadap akses setiap informasi dan artikel yang tercantum dalam situs jurnal ini mengacu pada ketentuan lisensi Creative Commons Atribusi-NonCommercial-No Derivative (CC BY-NC-ND), yang berarti bahwa hanya dengan izin penulis, informasi dan artikel Jurnal BACA dapat didistribusikan ke pihak lain dengan tanpa merubah bentuk aslinya untuk tujuan non-komersial.</li><li>Setiap terbitan Populis Jurnal Sosial dan Humaniora, baik cetak maupun elektronik, bersifat open access untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Di luar tujuan tersebut, penerbit atau pengelola jurnal tidak bertanggung jawab atas terjadinya pelanggaran hak cipta yang dilakukan oleh pembaca atau pengakses.</li></ol>Critical Animal Studies: Eksploitasi Penyiksaan Hewan untuk Konten Media Sosial sebagai Ancaman Kesejahteraan Hewan di Indonesia
https://journal.unas.ac.id/populis/article/view/3796
<p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>Indonesia, based on data from the Social Media Animal Cruelty Coalition (2021), is one of the countries with the most animal cruelty content uploaded on social media. This situation could be a cause of threats to animal welfare. This study was conducted to analyze animal exploitation using the Critical Animal Studies (CAS) perspective, with two study themes and one strategy design that was explored: First, the theme of animal exploitation based on historical periodization in Indonesia; second, identification and analysis of animal exploitation in the present day through social media, and third is the strategy proposed to overcome the problem. This study uses a combination method (mix method), namely collecting and analyzing data qualitatively and quantitatively. The results of the study indicate that animal exploitation activities in Indonesia have occurred in the past, which can be seen from archaeological remains and existing historical records. Nowadays, animal exploitation is still done and even in the form of animal torture for content on social media. One strategy to prevent animal exploitation on social media is public awareness not to watch, not follow, not like, comment, subscribe, and share animal exploitation content on social media.<br /><br /></em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Indonesia berdasarkan data <em>Social Media Animal Cruelty Coalition</em> (2021) disebut sebagai negara dengan unggahan konten kekerasan hewan paling banyak di media sosial. Situasi ini bisa menjadi penyebab terancamnya kesejahteraan hewan. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan analisis terhadap eksploitasi hewan dengan menggunakan perspektif <em>Critical Animal Studies</em> (CAS), dengan dua tema kajian dan satu rancangan strategi yang didalami: <em>Pertama</em>, tema tentang eksploitasi hewan berdasarkan periodisasi sejarah di Indonesia; kedua, identifikasi dan analisis eksploitasi hewan pada masa kini melalui media sosial, dan ketiga adalah strategi yang diajukan untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kombinasi, yaitu mengumpulkan dan menganalisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan eksploitasi hewan di Indonesia sudah terjadi pada masa lalu, yang dapat diketahui dari tinggalan arkeologi dan catatan sejarah yang ada. Pada masa kini, eksploitasi hewan masih dilakukan dan bahkan dalam bentuk penyiksaan hewan untuk konten di media sosial. Salah satu strategi untuk mencegah terjadinya eksploitasi hewan di media sosial adalah kesadaran masyarakat untuk tidak menonton, tidak <em>follow</em>, tidak <em>like, comment, subscribe</em>, dan <em>share</em> konten eksploitasi hewan di media sosial.</p> <p> </p>Muhammad Fernanda Dhiyaul HakFatiya Hasna AlifanNurul HildaLaras TristantiFahmi Prihantoro
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-12-182024-12-1892132144COVER
https://journal.unas.ac.id/populis/article/view/3735
Redaksi Jurnal
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-07-042024-07-0492Studi Kritis atas Pemikiran Notonagoro tentang Pancasila sebagai Dasar Negara
https://journal.unas.ac.id/populis/article/view/3663
<p><em>Notonagoro is a Pancasila thinker who has initiated a scientific approach in studying Pancasila. The scientific approach in question is the formulation of the legal philosophy of Pancasila and the human philosophy of Pancasila. The legal philosophy of Pancasila refers to the idea of the Preamble to the 1945 Constitution as a Staatfundamentalnorm that cannot be changed by legal procedures. While the human philosophy of Pancasila refers to the formulation of the essence (core-content-absolute) of Pancasila, namely human monodualism as a source for the unity of the Pancasila precepts (Eka-Pancasila). This critical study aims to criticize some of the weaknesses and inconsistencies in Notonagoro's thought with the aim of clarifying things that are formulated incorrectly, using the method of comparison of character thoughts carried out from literature studies, document studies, and archives needed to criticize Notonagoro's construction of thoughts and ways of thinking about Pancasila and at the same time see its relevance in the current era. The theory used in this writing is as stated by David Bourchier (2007) in the New Order Version of Pancasila, regarding the purification of Pancasila, that the concept of Pancasila of the New Order era was developed with purer claims than the concept of Pancasila of the Old Order era. The results of this literature study show that Notonagoro's thoughts on the history of the birth of Pancasila have inconsistencies. In the era before the New Order (namely the era of Western-style Parliamentary Democracy (3 November 1959 – 5 July 1959 / Presidential Decree and the era of Guided Democracy (5 July 1959 – 12 March 1967) Notonagoro claimed Sukarno as the creator (material-dimension) of Pancasila. While in the New Order era, Notonagoro removed Sukarno from all his explanations regarding the history of the formation of Pancasila. Thus, a critical approach to Notonagoro's thinking and way of thinking is needed which becomes legitimacy for the development of Pancasila discourse in the New Order era and its current relevance to the ideological and political conditions of the nation and Indonesian statehood in the form of liberalization of understanding and awareness of the ideology of Pancasila after the 1998 Reformation.</em></p> <p> </p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Notonagoro merupakan pemikir Pancasila yang telah mengawali pendekatan ilmiah dalam mempelajari Pancasila. Pendekatan ilmiah yang dimaksud adalah perumusan filsafat hukum Pancasila dan filsafat manusia Pancasila. Filsafat hukum Pancasila mengacu pada gagasan tentang Pembukaan UUD 1945 sebagai Pokok Kaidah Fundamental Negara <em>(Staatfundamentalnorm)</em> yang tidak bisa diubah oleh prosedur hukum. Sedangkan filsafat manusia Pancasila mengacu pada perumusan hakikat (inti-isi-mutlak) Pancasila, yakni monodualisme manusia sebagai sumber bagi kesatuan sila-sila Pancasila (Eka-Pancasila). Studi kritis ini bertujuan untuk mengkritik terhadap beberapa kelemahan dan <em>inkonsistensi</em> atas pemikiran Notonagoro dengan tujuan menjernihkan hal-hal yang dirumuskan secara kurang tepat, dengan menggunakan metode perbandingan pemikiran tokoh yang dilakukan dari studi pustaka, studi dokumen, dan arsip yang diperlukan untuk mengkritisi konstruksi pemikiran dan cara berpikir Notonagoro tentang Pancasila dan sekaligus melihat relevansinya pada era kini. Teori yang digunakan dalam penulisan ini sebagaimana dinyatakan oleh David Bourchier (2007) dalam Pancasila versi Orde Baru, mengenai <em>purifikasi</em> terhadap Pancasila, bahwa dikembangkannya konsep Pancasila era Orde baru dengan <em>klaim </em>lebih murni dibandingkan dengan konsep Pancasila era Orde Lama. Hasil studi pustaka ini memperlihatkan, bahwa pemikirann Notonagoro tentang sejarah kelahiran Pancasila, memiliki</p> <p>inkonsistensi. Di era sebelum Orde Baru (yakni era Demokrasi Parlementer ala Barat 3 November 1959 – 5 Juli 1959/Dekrit Presiden dan era Demokrasi Terpimpin (5 Juli 1959-12 Maret 1967) Notonagoro mendaulat Soekarno sebagai pencipta (dimensi-material) Pancasila. Sedangkan di era Orde Baru, Notonagoro menghapus Soekarno dari semua penjelasannya mengenai sejarah pembentukan Pancasila. Dengan demikian, diperlukan pendekatan kritis terhadap pemikiran dan cara berpikir Notonagoro yang menjadi legitimasi bagi pengembangan wacana Pancasila di era Orde Baru dan relevansinya saat ini dengan kondisi ideologis dan politik bangsa serta kenegaraan Indonesia berupa liberalisasi pemahaman dan pengamalan ideologi Pancasila pasca Reformasi 1998.</p>Ganjar Razuni
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-07-042024-07-0492627810.47313/pjsh.v9i1.3663Peran Pendampingan dalam Proses Adopsi Teknologi Pertanian Padi Organik di Desa Rahayu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur
https://journal.unas.ac.id/populis/article/view/3662
<p><strong> </strong></p> <p><em>The aim of this research is to determine the role of mentoring in the adoption of SRI (System of Rice Intensification) organic farming technology by descriptively looking at the extent to which the adoption of this technology can be done to overcome agricultural problems. The problems faced include a planting period that is only once a year, wasteful use of water, excessive use of chemical fertilizers and pesticides (7 quintals/Ha and 2 Liters/Ha), not utilizing livestock waste properly, the quality of rice with small grains, and the quality of soil fertility decreases. The research was conducted in Rahayu village, Tuban Regency, East Java for four months, namely from September 2023 to January 2024, involving 50 active farmers from representatives of 2 farmer groups (Poktan Mulyo and Makmur). The data collection technique was carried out qualitatively by conducting interviews and then analyzed descriptively using the Sustainability Compass concept. The results of this research are that the Nature (N) aspect has succeeded in saving water use by 40%, and can carry out farming practices three times a year. The economic (E) aspect has succeeded in increasing the income of land owners by an average of IDR 22,000,000/Ha, increasing the income of farm workers by an average of IDR 8,800,000/Ha, and saving agricultural production costs of IDR 2,317,688/Ha for each planting season. The social (S) impact is in the form of farmer groups being more aware of their concern for environmental preservation by preventing pollution, intensifying institutional synergy meetings between farmer groups, and increasing social cohesiveness.</em></p> <p> </p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pendampingan dalam adopsi teknologi pertanian organik SRI (<em>System of Rice Intensification</em>) dengan melihat secara deskriptif sejauh mana adopsi teknologi tersebut dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah pertanian. Permasalahan yang dihadapi berupa masa tanam yang hanya satu kali dalam satu tahun, boros penggunaan air, penggunaan pupuk dan pestisida kimia berlebih (7 kwintal/Ha dan 2 Liter/Ha), tidak termanfaatkannya limbah kotoran hewan ternak dengan baik, kualitas padi dengan bulir kecil, serta kualitas fisika kesuburan tanah menurun. Penelitian dilakukan di Desa Rahayu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur selama empat bulan, yaitu mulai September 2023 hingga Januari 2024, dengan melibatkan 50 petani aktif dari perwakilan dua kelompok tani (Poktan Mulyo dan Makmur). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengambilan data dilakukan melalui wawancara, kemudian dianalisis secara deskriptif dengan konsep <em>Sustainability Compass</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aspek <em>nature</em>/alam (N) berhasil menghemat penggunaan air sebanyak 40%, serta dapat melakukan praktik tani tiga kali dalam satu tahun. Aspek ekonomi (E) berhasil melakukan peningkatan pendapatan pemilik lahan rata-rata sebesar Rp 22.000.000/Ha, peningkatan pendapatan buruh tani rata-rata sebesar Rp 8.800.000/Ha, dan penghematan biaya produksi pertanian sebesar Rp2.317.688/Ha setiap musim tanam. Dampak sosial (S) berupa kelompok tani semakin sadar akan kepeduliannya terhadap pelestarian lingkungan dengan mencegah terjadinya pencemaran, mengintensifkan pertemuan sinergi kelembagaan antar kelompok tani, dan meningkatkan kekompakan sosial.</p>Nonon SaribanonFauziah IlmiMuhammad Firdaus RafsanzaniAmarullahZuhriansyah Siregar
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-07-042024-07-0492798910.47313/pjsh.v9i1.3662Implementasi Fungsi Komunikasi Pemerintah Desa dalam Memahamkan Kesadaran Hukum pada Warga Desa Lebak Sari, Desa Sukamaju, dan Desa Sukaraja di Kabupaten Sukabumi Tahun 2021
https://journal.unas.ac.id/populis/article/view/3656
<p><em>This research was conducted to determine the implementation of communication by government officials in Lebaksari Village, Parakansalak District, Sukaraja Village, Sukaraja District and Sukamaju Village, Sukalarang District, Sukabumi District in understanding legal awareness among residents. This phenomenon is interesting to research because the three villages succeeded in achieving the Anubhawa Sasana achievement, which is a government award given to a village whose residents have high legal awareness. This research uses a qualitative approach. The research subjects were government officials from Lebaksari Village, Sukaraja Village and Sukamaju Village. Data collection techniques used interviews with village heads and representatives of community institutions; manual and digital documentation search. In processing and analyzing data, researchers carried out several stages of reduction of data obtained in the field, categorization and coding of data that was considered the same. Then present the data in narrative form and analyze it. The analysis was carried out using the concepts of government communication, organizational communication functions, systems theory and social systems theory. The results of research in the government of Sukaraja Village, Sukamaju Village and Lebaksari Village show that: (1) communicators in raising awareness of the law to residents were carried out not only by the head and village officials but also involved the role of managers of social institutions, religious leaders and local community leaders; (2) messages were made orally and in writing, both formal and informal; (3) the channels used were interpersonal communication, group communication (technical guidance, workshops, seminars, discussions), outdoor media, social media; and (4) legal awareness activities represented informative, regulative, persuasive and integrative functions.</em></p> <p>Abstrak</p> <p>Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui implementasi komunikasi aparatur pemerintah Desa Lebaksari Kecamatan Parakansalak, Desa Sukaraja Kecamatan Sukaraja dan Desa Sukamaju Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi dalam memahamkan sadar hukum kepada warga. Fenomena ini menarik diteliti karena ketiga desa tersebut berhasil meraih prestasi <em>Anubhawa Sasana</em>, yaitu penghargaan pemerintah yang diberikan kepada suatu desa yang warganya telah memiliki kesadaran hukum tinggi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah aparatur pemerintah Desa Lebaksari, Desa Sukaraja dan Desa Sukamaju. Teknik pengambilan data menggunakan wawancara dengan kepala desa, dan perwakilan lembaga kemasyarakatan; penelusuran dokumentasi secara manual dan digital. Dalam mengolah dan menganalisa data, peneliti melakukan beberapa tahapan reduksi terhadap data yang diperoleh di lapangan, kategorisasi dan pengodean terhadap data yang dianggap sama. Lalu penyajian data dalam bentuk narasi dan menganalisanya. Analisis dilakukan dengan menggunakan konsep komunikasi pemerintahan, fungsi komunikasi organisasi, teori sistem serta teori sistem sosial. Hasil penelitian di pemerintah Desa Sukaraja, Desa Sukamaju dan Desa Lebaksari menunjukkan bahwa: (1) komunikator dalam penyadaran hukum kepada warga dilakukan tidak hanya dilakukan oleh kepala dan perangkat desa saja tetapi juga melibatkan peran dari pengelola lembaga kemasyarakatan, tokok agama serta tokoh masyarakat setempat; (2) pesan dilakukan secara lisan dan tertulis baik formal maupun informal; (3) saluran-saluran yang digunakan adalah komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok (bimbingan teknis, lokakarya, seminar, diskusi), media luar ruang, media sosial; dan (4) kegiatan penyadaran hukum merepresentasikan fungsi informatif, regulatif, persuasif dan integratif.</p>Yayu Sriwartini
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-07-042024-07-0492466110.47313/pjsh.v9i1.3656Sekuritisasi dalam Diplomasi Energi Indonesia-Tiongkok Terkait Ekspor-Impor Batu Bara
https://journal.unas.ac.id/populis/article/view/3655
<p><em>This research aims to analyze securitization in energy diplomacy between Indonesia and Tiongkok which imports coal from Indonesia, which has not yet reached its maximum potential. Tiongkok is considering increasing coal imports from other countries, including from Indonesia, which is one of the main sources and one of the largest coal exporting countries in the world. Tiongkok need coal from Indonesia to meet its coal import needs. On the other hand, Indonesia is trying to carry out an energy transition which causes a conflict of economic interests. The main issue raised in this research is how the energy diplomacy carried out by Indonesia in coal exports to Tiongkok is examined based on the theory of securitization and energy security. This research uses a qualitative approach by applying the literature study/document study method. Research findings show that in relation to Indonesia's energy diplomacy with Tiongkok through coal exports, Indonesia has not been completely able to let go of dependence on coal use. At the same time, Indonesia is also required to be able to balance energy security and environmental security.</em></p> <p> </p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sekuritisasi dalam diplomasi energi antara Indonesia dan Tiongkok yang melakukan impor batu bara dari Indonesia, yang belum mencapai potensi maksimalnya. Tiongkok mempertimbangkan untuk meningkatkan impor batu bara dari negara lain, termasuk dari Indonesia yang menjadi salah satu sumber utama sekaligus salah satu negara pengekspor batu bara terbesar di dunia. Tiongkok membutuhkan batu bara dari Indonesia untuk memenuhi kebutuhan impor batu baranya. Di sisi lain, Indonesia sedang berupaya melakukan transisi energi yang menyebabkan benturan kepentingan ekonomi. Isu utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana diplomasi energi yang dilakukan Indonesia dalam ekspor batu bara ke Tiongkok, dikaji berdasarkan teori sekuritisasi dan ketahanan energi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menerapkan metode studi literatur/studi dokumen. Temuan penelitian menunjukkan bahwa dalam kaitan dengan diplomasi energi Indonesia dengan Tiongkok melalui ekspor batu bara, Indonesia belum sepenuhnya mampu melepaskan ketergantungan terhadap penggunaan batu bara. Pada saat yang sama, Indonesia juga dituntut untuk mampu menyeimbangkan ketahanan energi dan keamanan lingkungan.</p>Irma IndrayaniNajmi Firdaus
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-07-042024-07-04929010610.47313/pjsh.v9i1.3655Dinamika Konflik dan Identitas Hibrida dalam Film Cahaya dari Timur: Beta Maluku Karya Angga Dwimas Sasongko Melalui Pendekatan Poskolonialisme
https://journal.unas.ac.id/populis/article/view/3623
<p><em>This study examines the dynamics of conflict and hybrid identity in the film Cahaya dari Timur: Beta Maluku (2014) by Angga Dwimas Sasongko. The conflict arises from two elements, namely religion and identity. The method used is textual analysis with a postcolonial approach. The results and conclusions are that the conflict between Islam and Christianity is related to the integration of Maluku and Indonesia and the colonial legacy that has created unequal power relations. Furthermore, to resolve the conflict, the Indonesian government deployed the military, but the result was tension in society. The character Sani Tawainella in this film is present as an agent and can resolve conflicts. He uses football as an instrument for conflict resolution, and creates a hybrid identity.</em></p> <p> </p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Penelitian ini membahas dinamika konflik dan identitas hibrida dalam film <em>Cahaya dari Timur: Beta Maluku</em> (2014) karya Angga Dwimas Sasongko. Konflik bersumber pada dua elemen, yaitu agama dan identitas. Metode yang digunakan adalah analisis teks dengan pendekatan poskolonialisme. Hasil dan simpulan adalah konflik antara agama Islam dan Kristen berkaitan dengan penggabungan Maluku dan Indonesia dan warisan kolonial yang telah menciptakan ketidaksetaraan relasi kuasa. Selanjutnya, untuk menyelesaikan konflik tersebut, pemerintah Indonesia mengerahkan militer, tetapi hasilnya adalah ketegangan di masyarakat. Tokoh Sani Tawainella di dalam film ini, hadir sebagai agensi dan dapat menyelesaikan konflik. Ia menggunakan sepak bola sebagai instrumen penyelesaian konflik, dan menciptakan identitas hibrida.</p>Zen Wisa SartreMochamad Aviandy
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-07-042024-07-0492132510.47313/pjsh.v9i1.3623Strategi Sosialisasi e-LMS Platform Smarteschool.id untuk Sekolah di Indonesia
https://journal.unas.ac.id/populis/article/view/3606
<p><em>The development of the information and communication technology industry 4.0 has had an impact on school educational institutions, including the application of Electronic Learning Management System (E-LMS) technology in schools in Indonesia. However, there are still obstacles in the implementation of this technology, namely that there are still many schools that only apply traditional face-to-face learning systems. This research aims to analyze strategies for disseminating online learning management systems. This research uses a qualitative approach with a case study method on the Smarteschool.id platform. Data collection was carried out by observation, interviews, documentation and literature review related to the topic of discussion. The research results show that the socialization strategy used in the smarteschool.id E-LMS socialization process in school educational institutions uses two methods, namely communal and personal. Implementation of the socialization strategy program is carried out in three formats, namely online, offline and hybrid.</em></p> <p> </p> <p><strong>Abstrak </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p>Perkembangan industri teknologi informasi dan komunikasi 4.0 memberikan dampak pada lembaga pendidikan sekolah, termasuk penerapan teknologi <em>Electronic Learning Management System</em> (E-LMS) pada sekolah di Indonesia. Namun, implementasi teknologi ini masih terdapat kendala, yaitu masih banyak sekolah yang menerapkan sistem pembelajaran tradisional konvensional tatap muka saja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi sosialisasi sistem manajemen pembelajaran online. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus pada platform <em>Smarteschool.id</em>. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan kajian pustaka yang berkaitan dengan topik pembahasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi sosialisasi yang digunakan dalam proses sosialisasi E-LMS smarteschool.id pada lembaga pendidikan sekolah menggunakan dua metode yaitu komunal dan personal. Implementasi program strategi sosialisasi dilakukan dalam tiga format yaitu online, offline dan hybrid.</p>Ahmad Kasogi Ogie
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-07-042024-07-0492264510.47313/pjsh.v9i1.3606Implementasi Inovasi Pelayanan Melalui Aplikasi “De’Best Wayan Sadar Diri” untuk Efisiensi Pelayanan Publik di BKIPM Denpasar
https://journal.unas.ac.id/populis/article/view/3526
<p><em>This research is an evaluation of the implementation of the public service innovation De'Best Wayan Sadar Diri (With Bali Ecosystems for Real Data-Based Monitoring and Services). This innovation is based on improving the quality of the public service system within the Fish Quarantine, Quality Control and Fishery Product Safety Agency (BKIPM) in Denpasar. Data collection procedures were carried out using observation, documentation and interviews with key informants. The data were validated and verified based on the completeness of the elements of public service innovation (novelty, development and implementation, and ecosystem). The results showed that the De'Best Wayan Sadar Diri innovation was implemented sequentially from upstream to downstream, by applying ten tools (PAVA System, Si-Cantik Application, Si-Pelayan Sakti Application, T-Serki Application, Si-Jelita Application, MadeIOC Application, Si-KomangTegra Application, Si-Putu Pilocular System, Si-Putu Oka Cepak System, Flounder Application). Innovation sustainability strategies are carried out through regular monitoring and evaluation, as well as optimizing integrated collaboration with related agencies and various fisheries community groups. The results of the application of innovation have had a full impact on the efficiency and effectiveness of services, increased supervision of both external and internal export activities of fishery product commodities, and compliance of business actors with quarantine administration through BKIPM Denpasar.</em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Penelitian ini merupakan evaluasi terhadap implementasi inovasi pelayanan publik <em>De'Best Wayan Sadar Diri </em>(Dengan Ekosistem Bali untuk Pengawasan dan Pelayanan Berbasis Data Riil). Inovasi ini didasarkan pada peningkatan kualitas sistem pelayanan publik di lingkungan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Denpasar. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, dokumentasi dan wawancara kepada informan kunci. Data kemudian divalidasi dan diverifikasi berdasarkan kelengkapan unsur-unsur inovasi pelayanan publik (kebaruan, pengembangan dan implementasi, dan ekosistem). Hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi <em>De'Best Wayan Sadar Diri</em> diimplementasikan secara berurutan dari hulu ke hilir, dengan menerapkan 10 <em>tools</em> (Sistem PAVA, Aplikasi Si-Cantik, Aplikasi Si-Pelayan Sakti, Aplikasi T-Serki, Aplikasi Si-Jelita, Aplikasi MadeIOC, Aplikasi Si-KomangTegra, Sistem Si-Putu Pilokuler, Sistem Si-Putu Oka Cepak, Aplikasi Flounder). Strategi keberlanjutan inovasi dilakukan melalui monitoring dan evaluasi secara berkala, serta mengoptimalkan kolaborasi yang terintegrasi dengan instansi terkait dan berbagai kelompok masyarakat perikanan. Hasil penerapan inovasi telah berdampak penuh pada efisiensi dan dan efektifitas pelayanan, peningkatan pengawasan baik eksternal maupun internal aktivitas ekspor komoditas hasil perikanan, dan kepatuhan pelaku usaha terhadap administrasi karantina melalui BKIPM Denpasar.</p>Diah Ayu SafitriAnwar
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-07-042024-07-049211210.47313/pjsh.v9i1.3526Efektivitas Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Terdampak Operasi Pertambangan di Kabupaten Halmahera Utara oleh PT Nusa Halmahera Minerals Selama Pandemi Covid-19 Tahun 2020-2021
https://journal.unas.ac.id/populis/article/view/3524
<p><em> </em></p> <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>The government requires every mining company in the mineral and coal sector to implement a Community Development and Empowerment (PPM) program for communities affected by mining operations. PT. Nusa Halmahera Minerals (NHM) is a gold mining company in North Halmahera that has prepared a PPM program as stipulated in the Community Development and Empowerment Master Plan for the 2020-2024 period. However, the PPM program encountered obstacles during the Covid-19 pandemic. The study was conducted to determine the effectiveness of the PPM program in North Halmahera carried out by PT NHM during the Covid-19 pandemic, 2020-2021. The analysis was carried out using the effectiveness theory of Robert B. Duncan. This study applies a descriptive qualitative approach with data collection techniques using the purposive sampling method for informants. Data analysis techniques were carried out using Max Weber's ideal type strategy. The results of the study show that the implementation of the PPM program by PT. NHM during the Covid-19 pandemic has changed due to government policies, namely the Implementation of Community Activity Restrictions (PPKM) or lockdown. PT. NHM responded to this situation by making several adjustments in the implementation of the PPM program. The output of the PPM program contributes to handling Covid-19 at the local, regional, and national levels. Based on the analysis of the theory of program effectiveness, the PPM program carried out by PT. NHM when facing the Covid-19 pandemic is considered effective, although there are indicators that are not effective due to the large intervention of company leaders in program implementation.</em></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Pemerintah mewajibkan setiap perusahaan pertambangan sektor mineral dan batu bara melaksanakan program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) bagi masyarakat yang terdampak operasi pertambangan. PT. Nusa Halmahera Minerals (NHM) merupakan perusahaan penambang emas di Halmahera Utara yang telah menyusun program PPM sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Induk Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat periode 2020-2024. Namun program PPM tersebut mendapat kendala ketika pandemi Covid-19. Penelitian dilakukan untuk mengetahui efektivitas program PPM di Halmahera Utara yang dilakukan oleh PT NHM ketika pandemi Covid-19, tahun 2020-2021. Analisis dilakukan dengan menggunakan teori efektivitas dari Robert B. Duncan. Penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data dilakukan melalui metode <em>purposive sampling</em> terhadap informan. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan strategi tipe ideal dari Max Weber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program PPM oleh PT. NHM saat pandemi Covid-19 mengalami perubahan akibat kebijakan pemerintah, yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) atau <em>lockdown</em>. PT. NHM merespons situasi ini dengan melakukan beberapa penyesuaian dalam implementasi program PPM. <em>Output </em>dari program PPM memberi kontribusi pada penanganan Covid-19 di lingkup lokal, regional, dan nasional. Berdasarkan analisis teori efektivitas program, program <em>PPM</em> yang dilakukan oleh PT. NHM ketika menghadapi pandemi Covid-19 dinilai efektif, meskipun terdapat indikator yang tidak efektif disebabkan besarnya intervensi pemimpin perusahaan dalam pelaksanaan program.</p>Gamal Ferdhi
Copyright (c) 2024
http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-12-202024-12-2092145159