Analisis Dosis Serap Organ Kritis Lensa Mata Pada Terapi Karsinoma Nasofaring Dengan Pesawat LINAC 6 MV
Main Article Content
Abstract
secara anatomi berbatas tegas, yaitu pada daerah nasofaring. Organ kritis/organ sehat yang
terdekat dan masuk di dalam lapangan penyinaran adalah mata, dimana lensa mata
mempunyai dosis toleransi 500 cGy pada 5/5 (peluang komplikasi yang tidak lebih dari 5 %
dalam waktu 5 tahun).[2] Salah satu penanganan karsinoma nasofaring adalah dengan
pesawat linear accelerator 6 MV yang dilengkapi dengan Multi Leaf Colimator. Metode
yang digunakan adalah dengan metode 3 lapangan penyinaran (2 latero lateral dan 1 antero
posterior). Adapun penelitian ini menggunakan TLD sebanyak 14 butir yang ditempatkan
pada permukaan lensa mata kanan dan lensa mata kiri masing-masing 7 butir di lensa mata
kanan dan 7 butir dilensa mata kiri, dengan 3 kali penyinaran per fraksi 200 cGy . Dengan
melakukan uji statistik T-Test diketahui bahwa keenam posisi TLD dilensa mata kanan dan
lensa mata kiri adalah secara signifikan tidak berbeda. Dengan analisis statistik frekuensi TTest
menghasilkan dosis serap yang diterima lensa mata kanan maupun lensa mata kiri
adalah sebesar (3.64279 ± 1.40286) cGy per fraksi penyinaran 200 cGy.
Article Details
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
References
Argadikoesoema,S, 1998, Faktor Prediksi Respon Radiasi Pada Karsinoma Nasofaring, Disertai, UI Jakarta
Herawati, Sri dr & Rukmini,Sri dr, 2002, Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
J.Hall,Eric, 2000, Radibiology for the Radiologist. fifth editio, Philadelphia, WB
Saunders.
Suyatno. 2010, Bedah Onkologi Diagnostik dan Terapi, Sagung Seto, Jakarta.
Pearce,E, 2011, Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis, PT. Gramedia, Jakarta.
Akhadi, Mukhlis Drs, 2000, Dasar-dasar Proteksi Radiasi, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, 2001, Standar Prosedur Penanganan Karsinoma, Nasofaring, Jakarta.
Cember, Herman, 2011, Pengantar Fisika Kesehatan. Edisi Kedua.Pergamon Press Inc, New York, USA.
Khan, FM, 1994, The Physics of Radiation Therapy, second edition, University
Hospitals, Baltimore, USA.
Prawihartomo, S & Sutarmi, S, 1990, Anatomi dan Faal Tubuh, Edisi ke Tiga, Erlangga, Jakarta
Vogel, 1973 dalam Susworo, 1990, Kombinasi Radiasi Eksterna dan Intrakaviter (Alternatif Pengobatan Karsinoma Nasofaring yang Responsive terhadap Radiasi), Disertai, UI Jakarta
http://canasofaring.blogspot.com/2013/01/ca-nasofaring.html, 23 Januari 2013, di akses 25 mei 2014.