Politik Pemerintahan Thailand Era Thaksin Shinawatra & Malaysia Era Anwar Ibrahim dalam Perspektif Illiberal Democracy serta Relevansinya dengan Indonesia
Keywords:
illiberal democracy, Thailand, Malaysia, constitutional monarchy, role of the King in power politicsAbstract
This research explores the practice of democratic politics in two countries that place constitutional monarchies in the life of the nation and state, namely Thailand and Malaysia during the Thaksin Sinawatra administration and Malaysia during the Dato Anwar Ibrahim era. The study was conducted using the perspective of Fareed Zakaria's illiberal democracy theory. This study applies a culture-context approach with content analysis methods and meta-analyses procedures. Data were collected from a number of scientific articles accessed through Google Scholar and books. The results of the study show the existence of the King of Thailand who still plays a minimal role, amidst changing values that indicate very liberal, thus potentially strengthening liberal democracy and further weakening the constitutional monarchy. Likewise, the King of the Malaysian still plays a minimal role, but in recent times—with the declining role of UMNO party, the King's role is very significant in the latest political crisis. The finding of this study is that in the amidst of a wave of changing values that have the potential to further marginalize illiberal democracy in each country, the role of the king, especially in the case of Malaysia, is quite significant in overcoming the political crisis of power, especially as a mediating authority or authorized intermediary agency.
Abstrak
Penelitian ini mengkaji praktik politik demokrasi di dua negara yang menempatkan monarki konstitusional dalam kehidupan berbagsa dan bernegara di Asia, yakni Thailand pada era pemerintahan Thaksin Sinawatra dan Malaysia pada era Dato Anwar Ibrahim. Kajian dilakukan dengan menggunakan perspektif teori illiberal demokrasi dari Fareed Zakaria. Penelitian ini menerapkan pendekatan culture-context dengan metode analisis konten dan prosedur meta-analyses. Data dikumpulkan dari sejumlah artikel ilmiah yang diakses melalui Google Scholar dan buku-buku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekistensi Raja Thailand masih berperan secara minimal, di tengah perubahan nilai-nilai yang mengindikasi amat liberal, sehingga potensial menguatkan demokrasi liberal dan makin memperlemah monarki konstitusional. Demikian pula dengan Raja Malaysia, masih berperan secara minimal, namun di masa belakangan—dengan jatuhnya The United Malays National Organization, peranan raja amat signifikan dalam kemelut politik mutakhir. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa di tengah gelombang perubahan nilai-nilai yang berpotensi makin meminggirkan illiberal democracy di masing-masing negara, peran raja, teristimewa dalam kasus Malaysia, cukup signifikan dalam mengatasi krisis politik kekuasaan, terutama sebagai mediating authority atau authorized intermediary agency.
References
Agustian, Rio Armanda dan Abdul Rasyid Saliman. (2019). Model Pengakuan Hak Konstitusional Dalam Beragama: (Studi Komparasi Menurut UUD Indonesia 1945 Dan Konstitusi Malaysia 1957). Masalah-Masalah Hukum, 48 (2), 123-136. DOI: 10.14710/mmh.48.2.2019.123-136.
Al Araf. (2009). “Jalan Panjang Reformasi TNI” (50-75). Beni Sukadis. Almanak Reformasi Sektor Keamanan Indonesia. Jakarta: LESPERSSI—the Geneva Center for Democratic Control of Armed Forces.
Chachavangpolpun, Pavin. (2011). Thai Democracy: Recessed, Regressed, Repressed, In Hofmeister, Wilhelm (ed.). A Future for Democracy. Singapore: Konrad Adenauer Stiftung, 41-50.
Hartati, Anna Yulia. (2019). Peran” Eka Lak Thai” Dalam Demokrasi Di Thailand. Sosio Dialektika. 4 (1), 1-13. Website: publikasiilmiah.unwahas.ac.id. Akses 24 Mei, 2023.
Hazell, R & B Morris. 2020. European Monarchies: Guardians of Democracy?. The Political Quarterly, 2020 - Wiley Online Library. Website: acl.ac.uk. diakses 15 Nopember 2024.
Kongkirati, Prajak. (2019). From Illiberal Democracy to Military Authoritarianism: Intra-Elite Struggle and Mass-Based Conflict in Deeply Polarized Thailand. ANNALS, AAPSS, 681 (1), January, 24-40. Website: journals.sagepub.com.
Liow, Joseph Chinyong. (2009). "Fareed Zakaria, The Post-American World. New York and London: W. W. Norton & Company, 2008.," Journal of International and Global Studies, 1(1,) Article 13. Available at: https://digitalcommons.lindenwood.edu/jigs/vol1/iss1/13.
Marzali, Amri. 2021. Isu Ketuanan Melayu di Malaysia. Jurnal Pengajian Melayu. Vol 32 (2), hlm. 1-16.
Maulana, Akmal. 2022. Pengaruh Gerakan Mahasiswa Terhadap Upaya Penegakan Demokrasi di Thailand Pada Masa Pemerintahan PM Prayuth Chan-Ocha (2014-2020). Skripsi. UII: Yogyakarta. Website: dspace.uii.ac.id. Diakses 17 Nopember 2024.
Millar, Gearoid. (2018). Engaging Ethnographic Peace Research: Exploring an Approach. International Peacekeeping, 25 (5), 597–609. https://doi.org/10.1080/13533312.2018.1521700.
Nadzmira, Nur et., al. 2022. Skandal Kewangan 1MDB dan Tumbangnya Kuasa Politik Najib Razak, 2009-2018 di Malaysia: Satu Tinjauan. SOSIOHUMANIKA. Vol 15 (2), hlm. 59-89. Website: journals.mindamas.com. diakses 16 Nopember 2024.
Ndzendze, Bhaso. 2018. Traditional Authorities and Customary Law in a Democratic Constitutional State. The Thinkers: Law & Politics, 76, 26-33. Website: https://hdl.handle.net/10210/473288.
Nizar, M. 2019. Kekalahan Umno-Bn Menghadapi Oposisi Politik Dalam Pilihan Raya Ke-14. Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya. Vol. 21, No. 2 September, hlm 110-124. Website: jurnalsosiologi.fisip.unila.ac.id. diakses 15 Nopember 2024.
Noer, Firman. 2012. Evaluasi Kondisi Kepartaian14 Tahun Reformasi: Perspektif Pelembagaan Sistem Kepartaian. Masyarakat Indonesia.vol 38 (2), Desember.
Nurhamimi, Salaeh. (2023). Otoritarianisme Thailand Era Pemerintah Prayut Chan-O-Cha. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Malang. Website: etd.umm.ac.id.
Pratama, Fikri Surya, et.al. 2023. A Historical ad Political Review of Singapore’s Policy towards the Malays and the Muslims. Journal of Religious Policy. Vol 2 (2), July, hlm. 269-294.
Putong, Diana Darmayanti; Derfy Rizky Suling, Zefanya Piero Mumu, Mutiara Pasolang, Junior Umat Kudus Panjaitan. 2023. Implikasi asas kepentingan umum dalam investigasi tindak pidana pencucian uang pada transaksi internasional. Jurnal Civic Education: Media Kajian Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 7 No. 2, hlm. 95 – 103
Ravallion, Martin. (2019). Ethnic Inequality and Poverty in Malaysia Since 1969. NBER WORKING PAPER SERIES 25640. National Bureau of Economic Research, USA. 1-44. Website: nber.org.
Reditya, Tito H.(2022). "Mengapa Raja Malaysia Berhak Memilih Perdana Menteri Baru?".Website:https://www.kompas.com/global/read/2022/11/23/110000670/mengapa-raja-malaysia-berhak-memilih-perdana-menteri-baru-?page=all.
Sartika, KC. 2018.Identifikasi Politik Militer dalam Masa Transisi Demokrasi: Studi Perbandingan Peran Politik Militer Indonesia dan Thailand. Website: repository.uksw.edu. diakses 10 Nopember 2014.
Shah, Dian AH. 2022. Political Change and the Decline and Survival of Constitutional Democracy in Malaysia and Indonesia. Constitutional Studies. Vol 8, hlm. 133-155.
Sholikin, Ahmad. 221. Kajian Model Demokrasi : Teori dan Paradigma. MADANI: Jurnal Politik dan SosialKemasyarakatan. Vo 13 (2), hlm. 168-184.
Slater, Dan. 2018. Party Cartelization, Indoesian Style: Presidential Power-sharing and the Contingency of Democratic Opposition. Journal of East Asian Studies. No. 18, pp. 23-46, website: https://www.cambridge.org/ Diakses 7 Nopember 2024.
Stelter, Brian. 2024. “Trump’s return to power raises questions about the media’s credibility.” Website: https://www.cnn.com/2024/11/06. Diakses 7 Nopember 2024.
Sukhani, Piya. 2021. “The Evolving Role of Malaysia’s Royalty”. RSIS Commentar, No 107, 12 July.
Syahuri. Taufiqurrohman. (2010). Metode Perubahan Undang-Undang Dasar 1945 dan Perbandingannya dengan Konstitusi di Beberapa Negara. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum. 4, (17), 513 – 529. Website: journal.uii.ac.id.
Tajudin, Ahmad, Abdul Aqmar, Mohamed Noor, Muhamad Nadzri, Hussain Yusri Zawawi. (2021). Dari Federalisme Terpusat ke Federalisme Multi-etnik: Pengaruh Etnisiti dalam Persekutuan Malaysia. Malaysian Journal of Social Sciences and Humanities (MJSSH), 6(11), 26-37. DOI: https://doi.org/10.47405/mjssh.v6i11.1139.
Tongchai, W. (2020). Fear of Democracy in Thailand. アジア研究, Website: jstage.jst.go.jp. Akses 13 Mei 2023.
Tridimas, George. 2021. Constitutional monarchy as power-sharing. Constitutional Political Economy. Volume 32, hlm. 431-461. Website:https://doi.org/10/1007/s10602-02109336-8. Diakses 10 Nopember 2024.
Wattimena, Reza Alexander Antonius, (ed.). (2011). Filsafat Ilmu Pengetahuan: Sebuah Pendekatan Kontekstual . Pustakamas Erudio. Website: repository.ukwms.ac.id.
Zakaria, Fareed. (1997), The Rise of Illiberal Democracies. Foreign Affairs. Nov/December. Volume 76 (6), 22-43. Website:HeinOnline.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
- Hak publikasi atas semua materi informasi yang tercantum dalam situs jurnal ini dipegang oleh dewan redaksi/editor dengan sepengetahuan penulis. Pengelola Jurnal akan menjunjung tinggi hak moral penulis.
- Aspek legal formal terhadap akses setiap informasi dan artikel yang tercantum dalam situs jurnal ini mengacu pada ketentuan lisensi Creative Commons Atribusi-NonCommercial-No Derivative (CC BY-NC-ND), yang berarti bahwa hanya dengan izin penulis, informasi dan artikel Jurnal BACA dapat didistribusikan ke pihak lain dengan tanpa merubah bentuk aslinya untuk tujuan non-komersial.
- Setiap terbitan Populis Jurnal Sosial dan Humaniora, baik cetak maupun elektronik, bersifat open access untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Di luar tujuan tersebut, penerbit atau pengelola jurnal tidak bertanggung jawab atas terjadinya pelanggaran hak cipta yang dilakukan oleh pembaca atau pengakses.