Analisis Unsur Fatherhood dalam Film Cahaya dari Timur: Beta Maluku
Keywords:
representasi, fatherhood, semiotika, ideologi, budaya timurAbstract
ABSTRACT
This study explores the representation of fatherhood in the film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku as a reflection of contemporary masculinity dynamics in Indonesia. The background of this study is based on the growing portrayal of fathers in the media, which not only reflects social change but also challenges traditional norms of masculinity. Using John Fiske's semiotic method, this research analyzes the representation of fatherhood elements on three semiotic levels: reality, representation, and ideology. The findings reveal that elements of emotional closeness, provision, endowment, and protection form a complex and diverse portrayal of fatherhood. On the reality level, the emotional connection between the main character, Sani, and the children around him demonstrates emotional closeness, strengthened through physical interaction and body language. On the representation level, cinematographic techniques such as medium-full shots depict the role of the father as a source of affection and provider of children’s material needs. On the ideological level, Sani is shown to use soccer as a symbol of peace and protection from religious conflict in Maluku. This research reveals that the film serves not only as a reflection of fatherhood experiences but also as a medium to challenge and expand public understanding of masculinity and the evolving role of fathers. Thus, this study contributes to the discussion on the shifting role of fathers in the post-feminist era within the Indonesian societal context specifically its eastern culture.
ABSTRAK
Penelitian ini mengeksplorasi representasi peran ayah dalam film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku sebagai refleksi dinamika maskulinitas kontemporer di Indonesia. Latar belakang studi ini didasari oleh meningkatnya penggambaran ayah di media, yang tidak hanya mencerminkan perubahan sosial tetapi juga menantang norma maskulinitas tradisional. Menggunakan metode semiotika John Fiske, penelitian ini menganalisis representasi elemen-elemen fatherhood pada tiga level semiotik: realitas, representasi, dan ideologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen emotional closeness, provision, endowment, dan protection membentuk gambaran fatherhood yang kompleks dan beragam. Pada level realitas, penggambaran emosional antara tokoh utama, Sani, dan anak-anak di sekitarnya menunjukkan kedekatan emosional yang diperkuat dengan interaksi fisik dan bahasa tubuh. Level representasi melalui teknik sinematografi, seperti medium full shot, memperlihatkan peran ayah sebagai pemberi kasih sayang dan pemenuhan kebutuhan material anak. Pada level ideologi, terlihat bahwa Sani menggunakan sepak bola sebagai simbol perdamaian dan perlindungan dari konflik agama di Maluku. Penelitian ini mengungkapkan bahwa film tidak hanya menjadi refleksi pengalaman menjadi ayah tetapi juga medium untuk menantang serta memperluas pemahaman publik mengenai maskulinitas dan peran ayah yang terus berkembang. Dengan demikian, studi ini berkontribusi pada diskusi tentang perubahan peran ayah di era pasca-feminis dalam konteks masyarakat Indonesia terutama budaya timurnya.
References
Afifulloh, M. (2022). The Representation of Fatherhood Identity on Netflix Cinema. Pioneer: Journal of Language and Literature, 14(1), 298. https://doi.org/10.36841/pioneer.v14i1.1713
Aldrian, W., & Azeharie, S. (2022). Representasi Maskulinitas pada Sosok Ayah dalam Film (Studi Semiotika Roland Barthes pada Film Fatherhood). Koneksi, 6(1), 176. https://doi.org/10.24912/kn.v6i1.15540
Arlina, T., & Nuraeni, R. (2022). John Fiske’s Semiotic Analysis: Representation of Social Criticism in Pretty Boys.
Barnett, K. (2015). The Once and Future King. Boyhood Studies, 8(2), 25–42. https://doi.org/10.3167/bhs.2015.080203
Dole, C. M. (2021). Single Fathers with Daughters in American Film. In B. Åström & D. Bergnehr (Eds.), Single Parents (pp. 133–153). Springer International Publishing. https://doi.org/10.1007/978-3-030-71311-9_7
Fiske, J. (with Becker, R., & Jenkins, H.). (2011). Introduction to communication studies (Third edition). Routledge. https://doi.org/10.4324/9780203837382
Fitria, R. (2017). ANALISIS SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PEIRCE DALAM IKLAN KAMPANYE PASANGAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PROVINSI BENGKULU TAHUN 2015. 1.
Hoesterey, J. B. (2013). Is Indonesia a Model for the Arab Spring? Islam, Democracy, and Diplomacy. Review of Middle East Studies, 47(2), 157–165. https://doi.org/10.1017/S2151348100058043
Januarti, W. (2021). Symbols of Heroes in the Indonesian and Chinese Movies. Lingua Cultura, 15(1). https://doi.org/10.21512/lc.v15i1.6969
Mitchell, S. J. (2021). Fatherhood images and ideals: Transforming, circulating, and responding to the Swedish Dads photo exhibition (Edition 1). Linköping University, Department of Thematic Studies - Child Studies.
Nešporová, O. (2019). Hazy Transition to Fatherhood: The Experiences of Czech Fathers. Journal of Family Issues, 40(2), 143–166. https://doi.org/10.1177/0192513X18806028
Rahmah, F. (2019). Fathers’ Involvement in Early Childhood Education in Indonesia. 454.
Shah, M., Takwani, D., Sharma, P., & Sriram, R. (2019). Pitaji, Papa and Paa: Reflections of Fathering in Hindi Movies. In R. Sriram (Ed.), Fathering in India (pp. 169–185). Springer Singapore. https://doi.org/10.1007/978-981-13-1715-6_11
Townsend, N. W. (2002). The package deal: Marriage, work, and fatherhood in men’s lives. Temple University Press.
Wijayanti, S. (2021). Bentuk-Bentuk Fatherhood di Film Indonesia Era 2000-an. Jurnal PIKMA : Publikasi Ilmu Komunikasi Media Dan Cinema, 4(1), 56–71. https://doi.org/10.24076/pikma.v4i1.578
Downloads
Published
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
- Hak publikasi atas semua materi informasi yang tercantum dalam situs jurnal ini dipegang oleh dewan redaksi/editor dengan sepengetahuan penulis. Pengelola Jurnal akan menjunjung tinggi hak moral penulis.
- Aspek legal formal terhadap akses setiap informasi dan artikel yang tercantum dalam situs jurnal ini mengacu pada ketentuan lisensi Creative Commons Atribusi-NonCommercial-No Derivative (CC BY-NC-ND), yang berarti bahwa hanya dengan izin penulis, informasi dan artikel Jurnal BACA dapat didistribusikan ke pihak lain dengan tanpa merubah bentuk aslinya untuk tujuan non-komersial.
- Setiap terbitan Populis Jurnal Sosial dan Humaniora, baik cetak maupun elektronik, bersifat open access untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Di luar tujuan tersebut, penerbit atau pengelola jurnal tidak bertanggung jawab atas terjadinya pelanggaran hak cipta yang dilakukan oleh pembaca atau pengakses.