Faktor-Faktor Penyebab Polemik Penolakan Pembangunan Gereja HKBP Maranatha di Kota Cilegon

Authors

  • Agisthia Lestari Universitas Pamulang
  • Aziz Reza Randisa Universitas Pamulang

DOI:

https://doi.org/10.47313/pjsh.v9i2.3914

Keywords:

Konflik, Gereja, Pemerintah Daerah

Abstract

Abstract

This study investigates the controversy surrounding the 2022 rejection of HKBP Marantha Church construction in Cilegon City, applying Ted Robert Gurr's tolerance decline theory and Amartya Sen's social cohesion erosion framework. Utilizing an intrinsic case study approach, this qualitative research provides nuanced insights into the identified cases. This study employed open-ended interviews and documentation to collect data. Unstructured interview techniques were also utilized. The results of the study show that there is religious intolerance and loosening of social cohesion, as well as other factors, namely contradictory regulations, as factors causing the polemic of rejection of church construction.This study recommends: 1) Mediation initiated by the Ministry of Religion and Home Affairs to follow up on previous unsuccessful mediation efforts; 2) Simplification of FKUB regulations regarding 90% congregation approval and 60% community approval; and 3) Enacting inclusive local regulations supporting minority groups.

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mendalami polemik penolakan terhadap pembangunan Gereja HKBP Maranatha di Kota Cilegon pada tahun 2022, melalui faktor-faktor penyebab yang didasarkan pada teori Ted Robert Gurr tentang memudarnya toleransi dan fenomena melonggarnya kohesi sosial berdasarkan pemikiran Amartya Sen. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kualitatif dengan menerapkan metode studi kasus intrinsik (intrinsic case study), yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih terhadap kasus-kasus tertentu kasus-kasus yang telah teridentifikasi dengan jelas. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terbuka dan dokumentasi. Peneliti juga memilih menggunakan teknik wawancara tak berstruktur. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat adanya intoleransi beragama dan melonggarnya kohesi sosial, serta faktor lain yaitu peraturan yang kontradiktif sebagai faktor penyebab terjadinya polemik penolakan terhadap pembangunan gereja. Rekomendasi penelitian ini adalah: 1) perlunya mediasi yang diinisiasi oleh Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri untuk menindaklanjuti mediasi yang telah dilakukan oleh Kementerian Agama yang berakhir tanpa kesepakatan; 2) penyederhanaan aturan FKUB mengenai syarat 90 Persetujuan Jemaat dan 60 Persetujuan Masyarakat Sekitar; dan 3) perlunya menerbitkan Peraturan Daerah dengan spirit inklusi/berpihak pada kelompok minoritas.

 

 

References

Denzin, Norman K., dan Lincoln, Yvonna S., (2009). Handbook Qualitative Research, terjemahan Dariyanto dkk, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Detik.com. Publish 5 November 2022. Buntunya Mediasi Warga Cilegon Soal Polemik Pembangunan Gereja. Diakses pada 12 November 2022. https://news.detik.com/berita/d-6388880/buntunya-mediasi-warga-cilegon-soal-polemik-pembangunan-gereja

Faturochman. (2003). Konflik: Ketidakadilan dan Identitas. Yogyakarta: PPSK UGM.

Halili. (2016). Supremasi Intoleransi: Laporan Kondisi Kebebasan Beragama/ Berkeyakinan di Indonesia Tahun 2016. Jakarta: Pustaka Setara.

Haryatmoko. (2014). Etika Politik dan Kekuasaan. Jakarta: Kompas.

Katadata.co.id. Publish 12 September 2022. Tidak Ada Tempat Ibadah untuk Umat Nonmuslim di Kota Cilegon pada 2021, dalam https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/09/12/tidak-ada-tempat-ibadah-untuk-umat-nonmuslim-di-kota-cilegon-pada-2021

Kompas.com, Publish 08 September 2022, Duduk Perkara Penolakan Pembangunan Gereja di Cilegon Banten, dalam https://regional.kompas.com/read/2022/09/08/192205178/duduk-perkara-penolakan-pembangunan-gereja-di-cilegon-banten?page=all

Lestari, Agisthia. (2022). Politik Rekognisi sebagai Penyelesaian Konflik di Dalam Masyarakat Multikulturan (Studi Kasus di Kabupaten Bantul). Jurnal Adhikari Vol. 1 No. 4 (2022). https://www.jurnal-adhikari.id/index.php/adhikari/article/view/50/36

Perwita, Banyu dan Sabilla Sabban. (2015). Kajian Konfik dan Perdamaian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rauf, Maswadi. 2001. Konsensus dan Konflik Politik: Sebuah Penjajagan Teoritis. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Republika.co.id. Publish 8 September 2022. Polemik Pembangunan Gereja di Cilegon ini Tanggapan FKUB Kemenag, dalam https://www.republika.co.id/berita/rhwd8t320/polemik-pembangunan-gereja-di-cilegon-ini-tanggapan-pkub-kemenag

Sen, Amartya. (2016). Kekerasan dan Identitas. Jakarta: Marjin Kiri.

Siradjuddin. (2015). Akar-akar Konflik Fundamental Perspektif Ekonomi Politik. Jurnal Iqtisaduna, Volume 1 Nomor 2. https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Iqtisaduna/article/view/1192

Suara.com. Publish 12 September 2022. Fakta Penolakan Pembangunan Gereja di Cilegon FKUB Ungkap Alasannya. dalam https://www.suara.com/news/2022/09/12/121507/5-fakta-penolakan-pembangunan-gereja-di-cilegon-fkub-ungkap-alasannya

Sugiono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wahyudin, Wawan, Publish 9 September 2022, Mengurai Polemik Penolakan Pendirian Gereja di Cilegon, https://kemenag.go.id/opini/mengurai-polemik-penolakan-pendirian-gereja-di-cilegon-jr7bvt

Published

2024-12-31

Issue

Section

Articles