MEMAHAMI KOMPLEKSITAS GROWTH TRIANGLES
DOI:
https://doi.org/10.47313/pjsh.v4i2.701Keywords:
kerjasama ekonomi, prospek, pertumbuhan, keuntungan kompetitif, kompleksitasAbstract
Tulisan ini menganalisa beberapa konseptual utama dalam lingkup fenomena growth triangle yang dibagi menjadi beberapa pembahasan. Diawali dengan etimologi dari growth triangle dan membahas apa yang membedakannya dengan bentuk kerjasama ekonomi regional lainnya. Terminologi Growth Triangles muncul setelah deputi Pedana Menteri Singapura Goh Chok Tong menggunakannya pada Desember 1989 untuk menjabarkan kerjasama ekonomi subregional yang melibatkan Singapura, Selatan Johor dan Pulau Batam di Indonesia. Growth Triangles, mengeksploitasi komplementaritas diantara negara-negara yang berbeda secara geografis untuk mendapatkan keuntungan kompetitif dalam rangka promosi ekspor. Growth Triangles menampilkan karakteristik-karakteristik mikrolinkages, namun dibedakan oleh komposisi tripartite. Mereka dianggap sebagai “transnational economic” dimana ekonomi-ekonomi yang memiliki perbedaan sumber daya dari ragam faktor produksi, jasa, tenaga kerja, modal, sumber daya alam, efesiensi-efesiensi yang ada, dan kekuatan-kekuatan masing-masing negara. Dalam teori, lebih besar comaprative advantage yang ada, maka dapat menjamin anggota-anggota yang ada untuk bekerja secara bersama-sama diluar batas-batas negara mereka. Growth Triangle merujuk pada dimensi Comparative tersebut. Area-area ekonomi pinggiran, yang jauh dari pusat-pusat utama, secara khusus diuntungkan. Dalam Growth Triangle juga ditemukan insentif sosial-ekonomi yang meningkat yakni peluang-peluang mendapatkan pendapatan dan pekerjaan.
References
Asia Development Outlook, 1992. http://hdl.handle.net/11540/2258
Chen, J-Y., J-F Lu. (1993). A new metric for object-oriented design, Information and Software Technology, Volume 35, Issue 4, Pages 232-240. https://doi.org/10.1016/0950-5849(93)90071-A.
Chia, S.Y. dan Lee, T. Y. (1993). Subregional ecconomic zones: A new motive force in Asia Pacific development. Inc. F. Bergsten dan M. Nolands (eds) Pacific Dynamism and International Economic System (pp. 225-69). Washington: Institute for International Economics.
Gray, P.A. (1991), Economic Development and African Americans in the Mississippi Delta*. Rural Sociology, 56: 238-246. https://doi.org/10.1111 /j.1549-0831.1991.tb00434.x
Heng, Toh Mun (2006). Development in the Indonesia-Malaysia-Singapore Growth Triangle. SCAPE Working Paper Series. Paper No. 2006/06- 31 March 2006.
Heng, Ton Mun & Jiang Bo. (2016). The SIJORI Cross Border Region as an Economic Entity in 1990 and 2012, and Perspective for 2030 dalam Hutchinson, Francis E & Terence Chong, The SIJORI Cross Border Region Transnational Politics, Economics, and Culture. Singapura: ISEAS Publishing.
Kakazu, Hiroshi. (1999). Growth Triangles in Asia A New Approach to Regional Cooperation. Working Paper no. 9. Politics and International Relations Series 1999-03 (Former No. Asia Pacific series 1999-3 April.
Krugman, P. (1991). History and Industry Location: The Case of the Manufacturing Belt. The American Economic Review, 81(2), 80-83. Retrieved March 4, 2021, from http://www.jstor.org/stable/2006830
Kumar, S.; Lee Tsao, Y. (1990). A Singapore Perspective. Dalam Lee Tsao, Y (ed), Growth Triangle: The Johor-Singapore-Riau Experience. Institute of Southeast Asia Studies and Institute of Policy Studies, Singapore.
Kumar, Pradeep. (1993). From Uniformity to Divergence: Industrial Relations In Canada and the United States. Kingston, Ontario: IRC Press, Queen's University
Kumar, S., and Siddique, S. (1994). Beyond economic reality: new thoughts on the growth triangle. Southeast Asian Affairs, 47-56
Lee Tsao Yuan. (1991). ed. Growth Triangle: The Johor-Singapore-Riau Experience. Singapore, Institute of Southeast Asian Studies.
Macleod, S., & Tg, M. (1996). The Singapore-Johore-Riau growth triangle: an emerging extended metropolitan region.
McGee, T.G. dan Robinson, I. (1995). The Mega-Urban regions of Southeast Asia, Vancouver. Canada: University of British Columbia.
McGee, T.G., and Greenberg, C. (1994). The Emergence of Extended Metropolitan Regions in ASEAN:Towards the Year 2000. ABEAN Economic Bulletin, Vol.9, No.1.
Myo Thant, Min Thang dan Kakazu, H. (eds) Growth Triangles in Asia: A New Approach in Regional Economic Cooperation. Manila: ADB.
Pangestu, M., Soesastro, H., & Ahmad, M. (1992). A New Look at Intra-ASEAN Economic Co-operation. ASEAN Economic Bulletin, 8(3), 333-352. Retrieved March 4, 2021, from http://www.jstor.org/stable/25770388
Scalapino, R. (1992). The United States and Asia: Future Prospects, Foreign Affairs. Winter, pp.l9-40.
Schott, J.J. (1991), Trading Blocs and the World Trading System. World Economy, 14: 1-18. https://doi.org/10.1111/j.1467-9701.1991.tb00748.x
Summers, R. and A. Heston, 1991, "The Penn World Table (Mark 5): An Expanded
Set of International Comparisons, 1950-1988," Quarterly Journal of Economics,106: 327-368.
Tsao Yuan, L. (1995). The Johor- Singapore-Riau growth triangle: effect economic integration. 30 Nov-3 Des 1992. Bangkok Thailand, pp. 269-82.
Downloads
Published
Issue
Section
License
- Hak publikasi atas semua materi informasi yang tercantum dalam situs jurnal ini dipegang oleh dewan redaksi/editor dengan sepengetahuan penulis. Pengelola Jurnal akan menjunjung tinggi hak moral penulis.
- Aspek legal formal terhadap akses setiap informasi dan artikel yang tercantum dalam situs jurnal ini mengacu pada ketentuan lisensi Creative Commons Atribusi-NonCommercial-No Derivative (CC BY-NC-ND), yang berarti bahwa hanya dengan izin penulis, informasi dan artikel Jurnal BACA dapat didistribusikan ke pihak lain dengan tanpa merubah bentuk aslinya untuk tujuan non-komersial.
- Setiap terbitan Populis Jurnal Sosial dan Humaniora, baik cetak maupun elektronik, bersifat open access untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Di luar tujuan tersebut, penerbit atau pengelola jurnal tidak bertanggung jawab atas terjadinya pelanggaran hak cipta yang dilakukan oleh pembaca atau pengakses.