ERA EDUKASI 4.0 YANG BERBASIS KINERJA GURU BAHASA PADA MASA MILENIAL
DOI:
https://doi.org/10.47313/pujangga.v4i2.711Abstract
ABSTRAK
Konsep guru adalah status fungsional seseorang, sedangkan orang yang membelajarkan anak didik disebut pembelajar. Konsep siswa juga merupakan status fungsional peserta didik, sedangkan orang yang sedang belajar disebut pemelajar. Kata pelajaran artinya (1) ‘yang dipelajari atau yang diajarkan’ atau (2) ‘latihan’. Daftar yang biasanya ditempelkan di dinding kelas disebut daftar pelajaran, dan bukan daftar pengajaran. Frasa tahun ajaran artinya ‘tingkatan masa siswa belajar dan bukan tahun pelajaran. Guru bahasa dan sastra pada masa milenial hendaklah memiliki sifat a) ulet, b) sabar, c) inovatif, d) produktif, e) periang, dan f) idola siswa. Guru pada Era Edukasi 4.0 memiliki beberapa profil, seperti 1) mau belajar sepanjang hayat, 2) sukses dan profesional, 3) memiliki kualitas pribadi yang baik, dan 4) pandai dalam pengelolaan kelas.
Kata Kunci: pembelajar, pemelajar, guru, siswa, era edukasi 4.0
ABSTRACT
The concept of the teacher is the status of a person, while the person who teaches learners is called an instructors. The concept of students is also a status, while people who are studying are called learners. The word lesson means (1) "learned or taught" or (2) "practice". Lists that are usually posted on a classroom wall are called lesson lists, and not a list of teachings. The school year phrase means ‘the level of student learning time and not the school year. Language and literature teachers in the millennial era should have the characteristics of a) tenacious, b) patient, c) innovative, d) productive, e) cheerful, and f) student idols. Teachers in the Education 4.0 era have several profiles, such as 1) willing to learn throughout life, 2) success and professionalism, 3) having good personal qualities, and 4) teachers who are good at classroom management.
Keywords: instructor, learner, teacher, student, the education 4.0 era
References
Arifin, E. Zaenal dan Anung Haryono. Editor. 2017. Metodologi Pengajaran
Bahasa dan Sastra. Tangerang: Pustaka Mandiri.
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. 2004. Evaluasi Program
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Brown, H. Douglas. 1985. Teaching by Principle. New Jersey : Prentice Hall.
Brown, H. Douglas. 1985. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa dan
Sastra. Jakarta: Gramedia
Hamalik, Oemar. 2005. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar.
Bandung: Bumi Aksara.
Haryono, Anung and Rao Rama. 1997. Promoting Cooperation on Space
Technology-Development and Sustainable Development in the Asia
Pacific Region.
Moeliono, Anton M. 2008. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: balai
Pustaka.
Mubasyiro, Mu'thya. 2016. Anda Adalah Guru. Tangerang: Pustaka Mandiri.
Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tarigan, Henry Guntur.2009. Metodologi Pengajaran Bahasa. Bandung.
Angkasa
lhttp://www.kompasiana.com/pipot/kebijakan-full-day-school-belajarlah-dari-
negara-finlandia_ 57aae0a35797735a36a9c6e3. (Diakses 6 Desember 2018)
http://www.voaindonesia.com/a/gagasan-full-day-school-jadi-polemik-di-
awa-timur/3458437.html. (Diakses 7 Desember2018)